Paket Liburan Bali

Sewa Mobil -Driver -Tour di Bali

Promo Liburan ke Bali

jadwal dan prediksi perempatfinal piala dunia 2010 : super bigmatch Jerman vs argentina, belanda vs brazil


PEREMPATFINAL PIALA DUNIA 2010
SERU SERU SERU ........

8 BESAR PIALA DUNIA 2010
1 Jumat, 2 Juli 21.00 RCTI Port Elizabeth Belanda VS Brasil
2 Sabtu, 3 Juli 01.30 RCTI Soccer City Uruguay VS Ghana
3 Sabtu, 3 Juli 21.00 RCTI Green Point Jerman VS Argentina
4 Minggu, 4 Juli 01.30 RCTI Soccer City Paraguay VS Spanyol

URUGUAY VS GHANA

Sulit untuk mengukur siapa yang lebih dominan antara Uruguay dan Ghana. Kedua tim sama-sama masih buta kekuatan karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Uruguay dan Ghana akan saling bertemu di babak perempat final di Soccer City, Johannesburg, Sabtu (3/7/2010) dinihari WIB. Sulit menyebutkan tim mana yang lebih diunggulkan jika melihat dari statistik pertemuan mereka.

Kedua tim ini belum pernah bertemu sebelumnya dan ini menjadi pertemuan pertama mereka. Namun jika di Piala Dunia FIFA U-20 tahun lalu, Ghana dan Uruguay sempat imbang 2-2 di fase grup.

Sedangkan melihat kiprah Uruguay di Afsel ini mereka hanya kemasukan satu gol dari 4 laganya. Mereka tak terkalahkan dari enam pertandingan terakhir di Piala Dunia terakhir, termasuk dua laga di grup 2002.

Kedua tim ini memang sedang mengincar sejarah jika berhasil menang di Soccer City. Lolos ke semifinal akan menjadi yang pertama bagi Uruguay sejak 1970. Ghana juga akan menjadi tim Afrika pertama yang bisa ke babak empat besar.

Sementara pada laga tersebut Uruguay belum dapat memastikan memainkan bek tengah Diego Godin. Mauricio Victorino kemungkinan akan mengisi posisi tersebut jika Godin belum pulih dari cedera pahanya.

Sedangkan gelandang Ghana Kevin-Prince Boateng masih mengalami masalah hamstring saat menghadapi Amerika Serikat. Andre Ayew dan Jonathan Mensah suspended namun Isaac Vorsah sudah bisa tampil setelah absen di tiga laga.

Prakiraan pemain:

Uruguay : 1-Fernando Muslera, 2-Diego Lugano, 6-Mauricio Victorino, 4-Jorge Fucile , 16-Maximiliano Pereira,� 15-Diego Perez ,17-Egidio Arevalo , 7-Edinson Cavani, 20-Alvaro Fernandez, 9-Luis Suarez, 10-Diego Forlan.

Ghana: 22-Richard Kingson, 4-John Pantsil, 5-John Mensah, 19-Lee Addy, 15-Isaac Vorsah, 6-Anthony Annan, 7-Samuel Inkoom, 11-Sulley Muntari, 23-Kevin-Prince Boateng, 3-Asamoah Gyan, 12-Prince Tagoe


BELANDA VS BRAZIL
elanda boleh dibilang tak beruntung bertemu Brasil di perempatfinal. Namun Ryan Babel menilai justru De Oranje bakal diuntungkan dengan gaya bermain 'Tim Samba'.

Belanda sampai di babak 8 besar dengan menorehkan rekor sempurna di empat laga sebelumnya. Di fase grup mereka mengalahkan Denmark (2-0), Jepang (1-0) dan Kamerun (2-1). Di fase 16 besar Slovakia ditundukkan 2-1.

Meski begitu permainan Belanda dikritik habis-habisan karena sebagai penemu paham Total Football justru pasukan Bert Van Marwijk itu malah bermain pragmatis. Begitulah penilaian banyak pihak terhadap performa juara Eropa 1988 itu sejauh ini.

Namun Babel memilih mengindahkan kritik yang berdatangan itu. Sebab pemain Liverpool itu mengklaim bahwa gaya bermain defensif yang ditunjukkan lawan-lawan sebelumnya membuat Belanda sulit bermain ofensif.

Kini melawan Brasil yang tentunya menganut paham sepakbola menyerang akan memudahkan Belanda untuk bisa bermain dengan gaya yang sama. Sebab sebagai tim yang dikenal akan sepakbola indahnya sulit rasanya melihat Brasil bertahan total sepanjang laga. Meski belakang anak asuh Carlos Dunga itu dituding bermain pragmatis.

"Aku rasa selalu seulit melawan tim yang tidak mau bermain sepakbola (baca:defensif), yang selalu menunggu anda untuk keluar menyerang," papar Babel di Reuters.

"Kami akan bermain lebih baik melawan tim yang juga ingin bermain sepakbola (menyerang). Jumat nanti Brasil tak akan menunggu jadi kami mungkin akan bermain lebih baik dari kemarin," pungkas pemain usia 23 tahun itu.

Kini tinggal kita tunggu saja apakah ucapan Babel itu benar adanya saat kedua tim berduel di Nelson Mandela Bay Stadium, Jumat (2/7) malam besok.
Kaka mengaku tak khawatir sama sekali jika dia tetap tak dapat mencetak gol di Piala Dunia 2010. Namun playmaker Brasil ini menyatakan siap untuk membantu Luis Fabiano menjadi top skorer.

Hingga babak perempat final ini Kaka memang belum mencetak satu gol pun. Namun dia mampu menjalankan perannya dengan baik sebagai playmaker tim Samba dan membuat dua assists bagi gol Luis Fabiano.

Saat ini Fabiano yang menjadi pencetak gol terbanyak bagi Brasil yaitu tiga gol. Kaka pun bertekad untuk membantu rekan senegaranya tersebut mencetak lebih banyak gol lewat umpan umpannya.

"Saya berharap bisa memberikan dia (Fabiano) lebih banyak assists selama di Piala Dunia sehingga dia dapat menjadi top skorer," ungkap Kaka seperti dilansir Sky Sport.�

Fabiano pun sebelumnya telah mengakui bahwa Kaka merupakan pasangan yang cocok baginya di tim Brasil. Begitu pun Kaka tidak merasakan kesulitan membantu Fabiano dimana keduanya pernah sama-sama bermain di klub Sao Paolo.

"Kami memiliki koneksi yang sangat baik, khususnya karena kami pernah sama -sama bermain di Sao Paolo. Cukup satu kali melihat kami sudah tahu apa yang harus dilakukan," kata bintang klub Real Madrid.

Kaka pun meneegaskan bahwa dia sangat menikmati posisinya sebagai playmaker dalam skuad Brasil. Ia pun tidak terlalu khawatir jika akhirnya dia tidak dapat mencetak gol bagi skuadnya.

"Tentu saja setiap orang ingin mencetak gol di Piala Dunia, namun jujur saja itu bukan sesuatu yang sangat saya khawatirkan. Saya merasa senang membantu rekan setim saya mencetak gol dan Brasil tetap menang," tukasnya.


PARAGUAY VS SPANYOL
Dengan gaya sepakbola tiki taka, para pemain Spanyol acap menebar ancaman ke gawang lawan lewat permainan mengalir yang lahir dari operan-operan pendek. Paraguay tak gentar karena punya gaya sendiri yang siap digunakan untuk mematahkan ancaman tiki taka Espana.

Tiki taka adalah sebutan yang disematkan untuk gaya sepakbola yang kini digunakan klub FC Barcelona dan juga timnas Spanyol. Gaya sepakbola yang mendasarkan kepada operan-operan pendek nan cepat ini dicatat Eva Lavric dalam "The linguistics of football" kali pertama dicetuskan oleh jurnalis Spanyol Andres Montes pada Piala Dunia 2006.

Bermodalkan gaya itulah Spanyol kini berusaha menaklukkan Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola negara itu. Namun, sebelum bicara juara atau partai final, La Furia Roja terlebih dulu harus menghadapi Paraguay di babak perempatfinal.

La Albirroja boleh saja baru kali ini mencapai delapan besar, atau jadi tim paling mandul di antara perempatfinalis lainnya. Tapi jangan lupa kalau mereka juga punya rekor pertahanan terbaik karena hanya kebobolan satu gol dalam empat laga yang telah dilakoni. Catatan apik ini pun menumbuhkan kepercayaan diri dalam tim besutan Gerardo Martino tersebut.�

"Sepakbola kami selalu mengenai usaha dan pengaturan taktis, dari situlah permainan kami didasari. Jadi Anda akan mendapati duel dua tim dengan gaya sepakbola berbeda. Cara mereka adalah menciptakan peluang dan cara kami adalah untuk meredam mereka dan kemudian memaksimalkan peluang kami," tegas Kapten Paraguay Justo Villar di Sky Sports.

Hal ini tentu lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan. Namun, secara umum Villar cs sudah punya gambaran bagaimana akan menangkal ancaman dari David Villa dkk dalam pertandingan nanti.

"Kami tak bisa memberikan mereka ruang, mereka adalah tim yang punya sentuhan-sentuhan bagus dan bisa menggulirkan bola dengan amat cepat. Jika kami memberikan mereka ruang sedikit saja maka mereka akan menampar kami di muka," lugas Villar yang juga jadi palang pintu terakhir Paraguay karena berposisi sebagai kiper.

"Mereka adalah tim yang berisi kumpulan individu-individu hebat yang bisa bikin perbedaan. Anda tak bisa membiarkan mereka bergerak di lini tengah, kita bicara tentang salah satu favorit di Piala Dunia," seru penyerang Nelson Haedo Valdez memperingatkan rekan-rekannya.

Mampukah Paraguay menangkal tiki taka Spanyol dan, yang terpenting, meraih kemenangan? Kita tunggu saja saat keduanya berhadapan Minggu (4/7/2010) dinihari WIB

JERMAN VS ARGENTINA
Ketika Jerman bertemu Argentina di perempatfinal, maka kenangan adu penalti di Piala Dunia empat tahun silam mengemuka. Dari para eksekutor Jerman di tahun 2006 tinggal Lukas Podolski yang masih ada.

Jerman menghadapi Argentina pada Sabtu (3/7/2010) malam WIB di perempatfinal Piala Dunia 2010.

Ini merupakan ulangan dari delapan besar Piala Dunia 2006, di mana ketika itu Tim Diesel berhasil mengatasi Tim Tango melalui babak adu penalti.

Dalam laga yang digelar di Olympiastadion, Berlin (30/6/2006) tersebut, Jerman berhasil menang dengan skor 5-3 (1-1, 4-2 adu penalti).

Mengingat kualitas kedua tim, bukan tak mungkin laga kali ini bakal memerlukan adu penalti untuk menentukan pemenang.

Dari semua eksekutor Jerman yang sukses menjebol gawang Argentina di adu penalti empat tahun silam, kini tinggal satu orang saja yang menjalani duel "ulangan" ini. Dia adalah Lukas Podolski yang ketika itu menjadi eksekutor ketiga.

Sementara itu eksekutor lainnya yakni Oliver Neuville, Michael Ballack, dan Tim Borowski tidak dipanggil untuk mengawal Der Panzer di Afrika Selatan kali ini.

Di Afrika Selatan, Podolski pernah gagal melakukan eksekusi penalti yakni ketika menghadapi Serbia di babak grup. Ada pun dalam laga itu tim asuhan Joachim Loew harus takluk dari negara Eropa Timur itu.

Tentu saja untuk kali ini Podolski bakal menjadi andalan Jerman untuk menjebol gawang Argentina. Bagaimana jika Poldi tengah dalam kondisi kurang fit?

Seperti diberitakan Sky Sports, pemain kelahiran 4 Juni 1985 itu meninggalkan sesi latihan Jerman pada hari Rabu (30/6/2010) lebih cepat karena harus mendapatkan "perawatan yang berhubungan dengan pencegahan" menyusul dirinya yang mengatakan ada masalah pada ototnya.

Yang jelas pemain berdarah Polandia itu bukanlah satu-satunya orang yang harus menanggung harapan besar itu.

"Semua saya perintahkan untuk mengambil dua kali penalti dalam latihan. Memang tekanan dan tensi dalam pertandingan nanti bakal berbeda. Kami tidak bisa menganggap bahwa situasi dalam latihan penalti persis sama dengan adu penalti sesungguhnya nantinya. Situasi akan berbeda dalam stadion yang dipenuhi penonton," tukas pelatih Joachim Loew di Reuters.

Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali