Paket Liburan Bali

Sewa Mobil -Driver -Tour di Bali

Promo Liburan ke Bali

Liga Champion Dortmund vs Real Madrid

Pertemuan Real Madrid sendiri akan diwarnai bumbu sejarah dari pertemuan mereka di tahun 1997.
Kala itu, setelah berhasil memenangkan partai semi final melawan Dortmund, Real berhasil melangkah ke final untuk pertama kalinya semenjak 1981. Real pun lalu sukses mengalahkan Juventus di final dan menuntaskan pencarian selama 32 tahun untuk merebut gelar Liga Champion ketujuh (La Septima).

Tapi nasib berbeda harus dialami Borussia Dortmund. Seusai partai semi final itu, era Dortmund yang sempat diperkuat oleh bintang seperti Juergen Kohler, Matthias Sammer, atau Andreas Moeller berakhir. Mereka pun lalu sempat mengalami masa-masa terpuruk dan baru kali ini berhasil kembali hingga ke babak semi final di kompetisi Eropa.

Enam belas tahun semenjak semi final itu, Real dan Dortmund pun kini dipertemukan dengan kondisi yang hampir sama. Semenjak 2002 Real sedang dalam pencarian gelar La Decima sedangkan Dortmund sedang "terguncang" karena berita transfer Goetze. Bahkan banyak yang berkomentar bahwa dengan kepergian Goetze maka berakhir pula lah era keemasan Klopp dan Dortmund saat ini. Bahwa saat ini adalah kesempatan satu-satunya untuk Dortmund merebut trofi Liga Champions.

Lalu apakah sejarah akan berulang? Ataukah Gotze mampu mengantarkan Dortmund hingga ke partai final? Menarik untuk ditunggu.


Prediksi Line Up

Borussia Dortmund (4-2-3-1): Weidenfeller; Schmelzer, Subotic, Hummels, Piszczek; Bender, Guendogan; Grosskreutz, Goetze, Reus; Lewandowski

Real Madrid (4-2-3-1): Lopez; Ramos, Pepe, Varane, Coentrao; Khedira, Alonso; Ronaldo, Oezil, Di Maria; Higuain.

Sehari sebelum semifinal Liga Champions pertama Borussia Dortmund dalam 15 tahun terakhir, Jurgen Klopp harus berhadapan dengan banyak media. Namun, alih-alih menjelaskan taktik yang akan ia gunakan untuk mengalahkan Real Madrid, Klopp harus menjawab pertanyaan mengenai Mario Goetze.

Ya, pemain bernomor punggung 10 ini memang jadi pusat perhatian dalam 24 jam terakhir ini karena berita kepindahannya ke Bayern Munich. Mulai musim depan, Goetze memang akan bersaing dengan Toni Kroos dalam memperebutkan posisi playmaker FC Hollywood di bawah asuhan pelatih baru, Pep Guardiola.

Namun, tidak hanya di luar lapangan, lampu sorot pun nampaknya akan tetap mengikuti Goetze selama 90 menit nanti malam. Bagaimana tidak. Pemain berusia 20 tahun ini memang memiliki peran sentral dalam skema permainan Dortmund. Dengan empat assist dan rataan 1,9 key-passes, Goetze sendiri jadi pemain yang paling sering menciptakan peluang untuk rekan-rekannya di kompetisi Eropa.

Selain itu, saat Dortmund mengalahkan Real Madrid di babak grup, Goetze juga salah satu pemain yang memiliki kontribusi besar. Kala itu, kombinasi Goetze-Marco Reus di sayap kanan untuk mengeksploitas Michael Essien lah yang jadi kunci kemenangan Dortmund. Berkali-kali keduanya menciptakan peluang dari adanya gap yang terlampau besar antara Cristiano Ronaldo dan Michael Essien. Apalagi kala itu Ronaldo sendiri memang jarang turun untuk membantu pertahanan.

Uniknya Goetze tidak akan jadi satu-satunya pemain bernomor punggung 10 berkebangsaan Jerman yang akan jadi figur sentral. Di kubu Real Madrid, Jose Mourinho juga akan mengandalkan Mesut Oezil sebagai pengatur serangan. Baik Ozil maupun Gotze sendiri adalah playmaker andalan Joachim Loew di timnas Jerman.

Dengan pergerakannya, Oezil fasih untuk berkombinasi baik dengan Cristiano Ronaldo di sayap kanan, maupun Di Maria di sayap kiri. Dengan kemampuan mengalirkan bolanya dengan cepat, Oezil pun memiliki peran penting sebagai penghubung lini tengah (dari Xabi Alonso) pada lini depan.

Jika Oezil dan Gotze jadi pemegang peran penting dalam pertandingan nanti, maka hal ini tak dapat dilepaskan dari Real dan Dortmund yang bermain dengan gaya hampir mirip. Berbeda dengan Bayern dan Barcelona, Real dan Dortmund bermain tidak dengan mengandalkan penguasaan bola, namun serangan balik yang dimulai melalui fase transisi cepat.

Karena itu tak heran jika jumlah passing (baik passing pendek maupun panjang), atau umpan silang Real dan Dortmund berada di bawah Barcelona atau Bayern.

Kesamaan gaya bermain ini juga berlanjut ke masalah formasi. Baik Klopp maupun Mourinho memang menggunakan strategi 4-2-3-1 hampir di setiap kesempatan. Klopp akan memasang double-pivot Sven Bender-Ilkay Guendogan di lini tengah, sementara Mourinho mempercayakan pada Alonso-Sami Khedira. Di lini depan, trio Ronaldo-Oezil-Di Maria siap membantu Gonzalo Higuain/Karim Benzema untuk Los Galacticos dan Kevin Grosskreutz-Goetze-Reus akan menopang Lewandowski di kubu Dortmund.

Namun dengan kemiripan formasi dan gaya bermain ini, Dortmund dan Real tak serta merta jadi tim yang mencerminkan permainan satu sama lain.

Misalnya dalam masalah bertahan. Dortmund apik memainkan pressing mulai dari lini depan sedangkan Real lebih mengundang lawan-lawannya untuk memasuki area pertahanan. Di area pertahanan sendiri ini lah Real lalu melakukan pressing melalui Alonso-Khedira dan keempat bek untuk merebut penguasaan bola. Karena itu tak heran jika Grosskreutz-Goetze-Reus lebih fasih melakukan defensive action dibandingkan Oezil-Ronaldo-Di Maria.

Mourinho sendiri memang lebih sering menginstruksikan Ronaldo atau Di Maria tetap berada di garis pertahanan lawan. Keduanya jarang diminta untuk menjemput bola atau memproteksi kedua fullback. Ini dilakukan agar Ronaldo dan Di Maria lebih siap saat adanya serangan balik.

Perbedaan lainnya antar Dortmund dan Real adalah dalam hal inisiasi serangan. Di kubu Real, Alonso acap kali jadi titik awal serangan. Melalui umpan-umpannya, Alonso akan mendikte arah serangan dan ritme pertandingan. Pemain bernomor punggung 14 ini juga sering mengirimkan umpan-umpan panjang langsung pada Di Maria dan Ronaldo untuk mem-bypass lini tengah awan.

Ini berbeda dengan Dortmund. Saat menyerang, Klopp lebih memberikan porsi pada fullback, Marcel Schmelzer dan Lukasz Piszczek, sebagai penginisiasi serangan. Demikian pula dengan Reus dan Grosskreutz yang sering berkombinasi dengan kedua bek kiri dan kanan ini untuk mengirimkan umpan silang ke dalam kotak penalti.

Dengan Arbeloa yang tak bisa bermain karena terkena hukuman, maka untuk mengantisipasi serangan dari sisi lateral ini bisa saja Mourinho menempatkan Sergio Ramos sebagai bek kanan. Sementara Varane akan berduet dengan Pepe di lini belakang.

Sedangkan untuk Dortmund, untuk mereduksi peran Xabi Alonso, Klopp bisa memposisikan Goetze sebagaimana Jupp Heynckes memposisikan Toni Kroos saat melawan Juventus. Dalam pertandingan perempat final lalu, sebelum mengalami cidera, Kroos memang ditempatkan untuk membatasi pergerakan dan peran Pirlo. Goetze bisa melakukan hal yang sama dengan bermain lebih dalam dan menyerahkan kendali serangan pada kedua fullback.


Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali