JADWAL PEKAN KE-6 LIGA INGGRIS 2009/2010
Selasa, 22/09/2009
Stamford Bridge
Chelsea - - - Tottenham Hotspur
Minggu, 20/09/2009
Goodison Park
Everton - - - Blackburn Rovers
Molineux Stadium
Wolverhampton - - - Fulham
Old Trafford
Manchester United - - - Manchester City
Sabtu, 19/09/2009
Upton Park
West Ham United - - - Liverpool
Reebok Stadium
Bolton Wanderers - - - Stoke
KC Stadium
Hull - - - Birmingham City
Villa Park
Aston Villa - - - Portsmouth
Emirates Stadium
Arsenal - - - Wigan Athletic
Turf Moor
Burnley - - - Sunderland
CHELSEA VS TOTTENHAM
Manajer Chelsea Carlo Ancelotti mengaku kagum terhadap penampilan Tottenham Hotspur sejauh ini. Bagaimana pandangan Don Carletto tentang Spurs dan siapa pemain yang ia waspadai?
Chelsea akan menjamu Spurs Minggu (20/9/2009) malam WIB. Kemenangan selain akan memperkokoh posisi pasukan 'London Biru' di puncak klasemen sementara, juga bakal menjaga rekor 100 persen selalu meraih poin penuh.
Kesempatan untuk mewujudkan hal itu cukup terbuka. Pasalnya, Tottenham memiliki catatan kurang baik di Stamford Bridge.
The Lilywhites terakhir kali menekuk The Blues di Stamford Bridge terjadi hampir 20 tahun silam. Di Liga Primer musim lalu, kedua tim bermain imbang 1-1.
Ancelotti tak jumawa dengan fakta ini. "Sepengetahuan saya, tak ada tim yang tak terkalahkan. Chelsea juga termasuk salah satu tim itu," ujar Ancelotti seperti dikutip dari AFP.
Bahkan manajer berkebangsaan Italia itu kagum dengan pencapaian Spurs sejauh ini. "Saya menyaksikan penampilan terakhir Tottenham dan mereka memulai laga dengan sangat baik. Saya terkejut karena mereka bisa tampil sangat baik ketika menghadapi Liverpool dan Manchester United," lanjut Ancelotti.
Ada dua pemain yang mendapat perhatian khusus dari pembesut berjuluk Don Carletto itu. "Di barisan depan, Jermain Defoe adalah striker yang sangat berbahaya dan Aaron Lennon sangat cepat," tuntasnya. Ancelotti bukan orang pertama dari kubu tim London Barat yang menyatakan kekaguman kepada Spurs. Sebelumnya, para pemain Chelsea juga menyatakan pujiannya terhadap tim dari London Utara itu.
MAN U VS MAN CITY
- Meski sering terlibat perang kata-kata dan menyindir Manchester City, namun manajer Manchester United Sir Alex Ferguson masih memberikan apresiasi tinggi pada Mark Hughes.
Bagi Ferguson, Hughes merupakan murid sekaligus rival. Hughes yang ketika itu masih bermain, menjadi anak buah Ferguson di Manchester United.
Kini, Fergie dan Sparky sudah sama-sama menangani sebuah tim. "Ironis", karena sang murid saat ini menangani Manchester City, rival sekota MU.
City dengan kekuatan uangnya berusaha untuk menyaingi pencapaian MU. Sejumlah pemain bintang pun diboyong ke City of Manchester. Sebuah kebijakan yang dicibir Ferguson.
Dalam laga Liga Primer musim ini, pasukan Hughes mencatat hasil apik yakni selalu meraih kemenangan. Sementara armada Ferguson sudah pernah kalah satu kali.
Akhir pekan ini, Hughes bersama pasukan City-nya akan bertamu ke rumah Ferguson di Old Trafford. Menjelang laga itu, kedua manajer yang memiliki hubungan guru-murid itu saling melontarkan kata-kata perang urat syaraf.
Meski sempat mengatakan City merupakan tim yang congkak, namun Ferguson tidak serta merta membenci Hughes. Sir Alex masih memberikan penghormatannya kepada Sparky.
"Hughes melakukan pekerjaannya dengan luar biasa ketika menangani Blackburn. Padahal, saat itu sumber daya yang dimilikinya sangat terbatas," kata Ferguson seperti dikutip dari AFP.
"Hughes sangat memahami bahwa akan tiba waktu yang tepat bagi untuk mencari klub lain yang memiliki kekuatan dan sejarah yang lebih baik dibanding Blackburn Rovers. Kini, ia telah menghabiskan uang cukup banyak untuk belanja pemain dan ia bisa mencapai hasil maksimal," lanjut manajer asal Skotlandia itu.
Ferguson menyadari bahwa sang "murid" menghadapi tekanan yang cukup kuat di City. Pasalnya, Hughes harus menanggung beban sebagai nahkoda dari tim sarat bintang yang harus dituntut tampil sempurna di setiap waktu. Meski begitu, Sir Alex yakin bahwa Hughes mampu mengatasi semuanya.
"Anda harus menang. Itulah target yang membuat beberapa dari manajer di kompetisi ini merasa ngeri. Namun saya yakin Hughes menyadari konsekuensi tersebut," tuntasnya.
Selasa, 22/09/2009
Stamford Bridge
Chelsea - - - Tottenham Hotspur
Minggu, 20/09/2009
Goodison Park
Everton - - - Blackburn Rovers
Molineux Stadium
Wolverhampton - - - Fulham
Old Trafford
Manchester United - - - Manchester City
Sabtu, 19/09/2009
Upton Park
West Ham United - - - Liverpool
Reebok Stadium
Bolton Wanderers - - - Stoke
KC Stadium
Hull - - - Birmingham City
Villa Park
Aston Villa - - - Portsmouth
Emirates Stadium
Arsenal - - - Wigan Athletic
Turf Moor
Burnley - - - Sunderland
CHELSEA VS TOTTENHAM
Manajer Chelsea Carlo Ancelotti mengaku kagum terhadap penampilan Tottenham Hotspur sejauh ini. Bagaimana pandangan Don Carletto tentang Spurs dan siapa pemain yang ia waspadai?
Chelsea akan menjamu Spurs Minggu (20/9/2009) malam WIB. Kemenangan selain akan memperkokoh posisi pasukan 'London Biru' di puncak klasemen sementara, juga bakal menjaga rekor 100 persen selalu meraih poin penuh.
Kesempatan untuk mewujudkan hal itu cukup terbuka. Pasalnya, Tottenham memiliki catatan kurang baik di Stamford Bridge.
The Lilywhites terakhir kali menekuk The Blues di Stamford Bridge terjadi hampir 20 tahun silam. Di Liga Primer musim lalu, kedua tim bermain imbang 1-1.
Ancelotti tak jumawa dengan fakta ini. "Sepengetahuan saya, tak ada tim yang tak terkalahkan. Chelsea juga termasuk salah satu tim itu," ujar Ancelotti seperti dikutip dari AFP.
Bahkan manajer berkebangsaan Italia itu kagum dengan pencapaian Spurs sejauh ini. "Saya menyaksikan penampilan terakhir Tottenham dan mereka memulai laga dengan sangat baik. Saya terkejut karena mereka bisa tampil sangat baik ketika menghadapi Liverpool dan Manchester United," lanjut Ancelotti.
Ada dua pemain yang mendapat perhatian khusus dari pembesut berjuluk Don Carletto itu. "Di barisan depan, Jermain Defoe adalah striker yang sangat berbahaya dan Aaron Lennon sangat cepat," tuntasnya. Ancelotti bukan orang pertama dari kubu tim London Barat yang menyatakan kekaguman kepada Spurs. Sebelumnya, para pemain Chelsea juga menyatakan pujiannya terhadap tim dari London Utara itu.
MAN U VS MAN CITY
- Meski sering terlibat perang kata-kata dan menyindir Manchester City, namun manajer Manchester United Sir Alex Ferguson masih memberikan apresiasi tinggi pada Mark Hughes.
Bagi Ferguson, Hughes merupakan murid sekaligus rival. Hughes yang ketika itu masih bermain, menjadi anak buah Ferguson di Manchester United.
Kini, Fergie dan Sparky sudah sama-sama menangani sebuah tim. "Ironis", karena sang murid saat ini menangani Manchester City, rival sekota MU.
City dengan kekuatan uangnya berusaha untuk menyaingi pencapaian MU. Sejumlah pemain bintang pun diboyong ke City of Manchester. Sebuah kebijakan yang dicibir Ferguson.
Dalam laga Liga Primer musim ini, pasukan Hughes mencatat hasil apik yakni selalu meraih kemenangan. Sementara armada Ferguson sudah pernah kalah satu kali.
Akhir pekan ini, Hughes bersama pasukan City-nya akan bertamu ke rumah Ferguson di Old Trafford. Menjelang laga itu, kedua manajer yang memiliki hubungan guru-murid itu saling melontarkan kata-kata perang urat syaraf.
Meski sempat mengatakan City merupakan tim yang congkak, namun Ferguson tidak serta merta membenci Hughes. Sir Alex masih memberikan penghormatannya kepada Sparky.
"Hughes melakukan pekerjaannya dengan luar biasa ketika menangani Blackburn. Padahal, saat itu sumber daya yang dimilikinya sangat terbatas," kata Ferguson seperti dikutip dari AFP.
"Hughes sangat memahami bahwa akan tiba waktu yang tepat bagi untuk mencari klub lain yang memiliki kekuatan dan sejarah yang lebih baik dibanding Blackburn Rovers. Kini, ia telah menghabiskan uang cukup banyak untuk belanja pemain dan ia bisa mencapai hasil maksimal," lanjut manajer asal Skotlandia itu.
Ferguson menyadari bahwa sang "murid" menghadapi tekanan yang cukup kuat di City. Pasalnya, Hughes harus menanggung beban sebagai nahkoda dari tim sarat bintang yang harus dituntut tampil sempurna di setiap waktu. Meski begitu, Sir Alex yakin bahwa Hughes mampu mengatasi semuanya.
"Anda harus menang. Itulah target yang membuat beberapa dari manajer di kompetisi ini merasa ngeri. Namun saya yakin Hughes menyadari konsekuensi tersebut," tuntasnya.