Paket Liburan Bali

Sewa Mobil -Driver -Tour di Bali

Promo Liburan ke Bali

Siwaratri


Sebagaimana yang telah umum dikenal, malam Siwaratri merupakan malam pemujaan pada Siwa – Sang Penuh Kasih. Diambil dari kisah klasik seorang pemburu bernama Lubdaka, walau terdapat banyak versi dari cerita ini dan juga berbagai pengartian yang diambil, namun inti cerita dalam beberapa versi ini tetaplah sama. Lubdaka- si pemburu, hidup sehari-hari dengan menjelajahi hutan belukar, ia tak segan – demikianlah para pemburu – untuk melepaskan anak panahnya ke sasaran yang ia anggap layak sebagai tautan hidupnya. Ia tak menghitung lagi, sudah berapa banyak hewan yang terbantai olehnya. Bahkan dalam beberapa persepsi tindakannya terlalu sadis bagi seorang pemburu sekalipun.


Suatu ketika, Lubdaka berburu sebagaimana biasanya, namun hingga menjelang malam belum juga menemukan apa yang ia harapkan, hari telah terlalu gelap untuk melanjutkan kembali, dan sudah cukup larut jika hendak kembali ke pernaungan. Ia memustuskan untuk tinggal di hutan, namun mencari tempat yang aman terlindungi dari ancaman malam, beberapa hewan buas terkenal berkeliaran di dalam gelapnya malam guna menemukan mangsa yang lelap dan lemah. Tak perlu lama baginya guna menemukan tempat yang sesuai, sebuah pohon yang cukup tua dan tampak kokoh di pinggir sebuah mata air yang tenang segera menjadi pilihannya. Dengan cekatan dari sisa tenaga yang masih ada, ia memanjat batang pohon itu, melihat sekeliling sekejap, ia pun melihat sebuah dahan yang rasanya cukup kuat menahan beratnya, sebuah dahan yang menjorok ke arah tengah mata air, di mana tak satu pun hewan buas kiranya akan bisa menerkamnya dari bawah, sebuah dahan yang cukup rimbun, sehingga ia dapat bersembunyi dengan baik. Singkat kata, ia pun merebahkan dirinya, tersembunyikan dengan rapi di antara rerimbunan yang gulita.

Ia merasa, sebagian cukup aman dan yakin akan perlindungan yang diberikan oleh tempat yang telah dipilihnya. Sebagian, ia berpikir, sebagaimana- pun amannya sebuah tempat, engkau tak dapat sepenuhnya yakin bahwa malam ini ia akan menyelamatkanmu, jika engkau lalai, engkau dapat saja ... katakanlah ‘mati’ atau jika engkau lebih suka mendengar yang lebih buruk ... ‘tewas’? Lubdaka bisa jadi percaya sepenuhnya bahwa tempat itu cukup aman baginya, namun ia tak pernah tahu selain keyakinannya, bahwa ada ataukah tidak ia besok tetap bernapas sebagaimana biasanya, jika ia membiarkan dirinya beristirahat dalam perlindungan pohon ini. Ia bimbang dan ragu, sebagian dirinya mengatakan ia aman, sebagian lagi ... entahlah, ia tak tahu pasti.

Ia resah dan gundah, badannya pun tak bisa tenang, setidaknya ia harapkan badannya bisa lebih diam dari pikirannya, itulah yang terbaik bagi orang yang dalam persembunyian. Namun nyatanya, badan ini bergerak tak menentu, sedikit geseran, terkadang hentakan kecil, atau sedesah napas panjang. Tak sengaja ia mematahkan beberapa helai daun dari bantalannya yang rapuh, entah kenapa Lubdaka tiba-tiba memandangi daun-daun yang terjatuh ke mata air itu. Riak-riak mungil tercipta ketika helaian daun itu menyentuh ketenangan yang terdiam sebelumnya. Ia memperhatikan riak-riak itu, namun ia tak dapat memikirkan apapun. Beberapa saat kemudian, riak-riak menghilang dan hanya menyisakan bayang gelombang yang semakin tersamarkan ketika masuk ke dalam kegelapan. Ia memetik sehelai daun lagi dan menjatuhkannya, kembali ia menatap, dan entah kenapa ia begitu ingin menatap. Ia memperhatikan dirinya, bahwa ia mungkin bisa tetap terjaga sepanjang malam, jika ia setiap kali menjatuhkan sehelai daun, dan mungkin ia bisa menyingkirkan ketakutannya, setidaknya karena ia akan tetap terjaga, itulah yang terpenting saat ini.

Lubdaka – si pemburu, kini menjadi pemetik daun, guna menyelamatkan hidupnya. Ia memperhatikan setiap kali riak gelombang terbentuk di permukaan air akan selalu riak balik, mereka saling berbenturan, kemudian menghilang kembali. Hal yang sama berulang, ketika setiap kali daun dijatuhkan ke atas permukaan air, sebelumnya ia melihat itu sepintas lalu setiap kali ia berburu, baru kali ia mengamati dengan begitu dekat dan penuh perhatian, bahwa gerak ini, gerak alam ini, begitu alaminya. Sebelumnya, ia mengenang kembali, ketika ia berburu, yang selalu ia lihat adalah si mangsa, dan mungkin si mara bahaya, namun tak sekalipun ia sempat memperhatikan hal-hal sederhana yang ia lalui ketika ia berburu. Lubdaka hanya ingat, bahwa di rumahnya, ada keluarga yang bergantung pada buruannya, dan ia hanya bisa berburu, itulah kehidupannya, itulah keberadaannya. Ia terlalu sibuk dalam rutinitas itu, ya... sesaat ia menyadari bahwa hidup ini seakan berlalu begitu saja, ia bahkan tak sempat berkenalan dengan sang kehidupan, karena ia selalu sbuk lari dari si kematian, ia berpikir apakah si kematian akan datang ketika si kelaparan menyambanginya, ataukah si kematian akan berkunjung ketika si mara bahaya menyalaminya ketika ia lalai. Semua yang ia lakukan hanyalah sebuah upaya bertahan hidup. Ia tak tahu apapun selain itu, mungkin ia mengenal mengenal kode etik sebagai seorang pemburu, dan aturan moralitas atau agama, namun semua itu hanya sebatas pengetahuan, di dalamnya ia melihat, bahwa dirinya ternyata begitu kosong dan dangkal. Keberadaannya selama ini, adalah identitasnya sebagai seorang pemburu, ia tak mengenal yang lainnya.

Sesekali ia memetik helai demi helai, dan menatap dengan penuh, kenapa ia tak menyadari hal ini sebelumnya, ia bertanya pada dirinya, ia melihat kesibukan dan rutinitasnya telah terlalu menyita perhatiannya. Dalam kehinangan malam, dan sesekali riak air, ia bisa mendengar sayup-sayup suara malam yang terhantarkan bagai salam oleh sang angin, ia pun terhenyak, sekali lagi, ia tak pernah mendengarkan suara malam seperti saat ini, biasanya ia telah terlelap setelah membenahi daging buruannya dan santap malam sebagaimana biasanya.

Terdengar lolongan yang kelaparan tak jauh dari tempatnya berada, secara tiba-tiba ia mengurungkan niatnya memetik daun. Jantungnya mulai berdegup kencang, Lubdaka tahu, pikirannya berkata bahwa jika ia membuat sedikit saja suara, si pemilik lolongan itu bisa saja menghampirinya, dan bisa jadi ia akan mengajak serta keluarga serta kawan-kawannya untuk menunggu mangsa lesat di bawah pohon, walau hingga surya muncul kembali di ufuk Timur. Ia berusaha memelankan napasnya, dan menjernihkan pikirannya. Walau ia dapat memelankan napasnya, namun pikirannya telah melompat ke beberapa skenario kemungkinan kematiannya dan bagaimana sebaiknya lolos dari semua kemungkinan itu. Beberapa saat kemudian, ketenangan malam mulai dapat kembali padanya. Ia mendengarkan beberapa suara serangga malam, yang tadi tak terdengar, ah... ia ingat, ia terlalu ketakutan sehingga sekali lagi tak memperhatikan. Sebuah helaan napas yang panjang, ia masih hidup, dan memikirkan kembali bagaimana ia berencana untuk lolos dari kematian yang terjadi, ia pun tersenyum sendiri, ia cukup aman di sini. Namun Lubdaka melihat mulai melihat sesuatu dalam dirinya, yang dulu ia pandang sambil lalu, sesuatu yang yang ia sebut ketakutan. Lubdaka menyadari bahwa ia memiliki rasa takut ini di dalam dirinya, sesuatu yang bersembunyi di dalam dirinya, ia mulai melihat bahwa ia takut terjatuh dari pohon, ia takut dimangsa hewan buas, bahkan ia takut jika tempat persembunyiannya disadari oleh hewan-hewan yang buas, ia takut tak berjumpa lagi dengan keluarganya. Setidaknya ia tahu saat ini, ia berada di atas sini, karena takut akan tempat yang di bawah sana, tempat di bawah sana mungkin akan memberikan padanya apa yang disebut kematian. Dan ketakutan ini begitu mengganggunya. Ia kembali memetik sehelai daun dan menjatuhkannya ke mata air, namun secara tak sadar oleh kegugupannya, ia memetik sehelai daun lagi dengan segera, secepat itu juga ia sadar bahwa tangannya telah memetik sehelai daun terlalu cepat. Ia memandangi helaian daun itu, di sinilah ia melihat sesuatu yang sama dengan apa yang ia takutkan, ia melihat dengan jelas sesuatu pada daun itu, sesuatu yang disebut kematian. Daun yang ia pisahkan dari pohonnya kini mengalami kematian, namun daun itu bukan hewab atau manusia, ia tak bisa bersuara untuk menyampaikan apa yang ia rasakan, ia tak dapat berteriak atau menangis kesakitan, ia hanya ... hanya mati, dan itulah apa yang si pemburu lihat ketika itu. Selama ini Lubdaka selalu melihat hewan-hewan yang berlari dari kematiannya dan yang menjerit kesakitan ketika kematian yang dihantarkan sang pemburu tiba pada mereka, Lubdaka telah mengenal sisi kematian sebagai suatu yang menyakitkan, dan kengerian yang timbul dari pengalamannya akan saksi kematian, telah menimbulkan ketakutan di dalam dirinya. Ia melihat ia sendiri telah menjadi buruan akan rasa takutnya. Lubdaka telah melihat bentuk kematian di luar sana, termasuk yang kini dalam kepalan tangannya, ia kini masuk ke dalam dirinya, dan ingin melihat kematian di dalam dirinya, namun semua yang ia temukan hanyalah ketakutan akan kematian, ketakutan yang begitu banyak, namun si kematian itu sendiri tak ada, tak nyata kecuali bayangan kematian itu sendiri. Lubdaka pun tersenyum, aku belum bertemu kematian, yang menumpuk di sini hanyalah ketakutan, hal ini begitu menggangguku, aku tak memerlukan semua ini. Lubdaka melihat dengan nyata bahwa ketakutannya sia-sia, ia pun membuang semua itu, kini ia telah membebaskan dirnya dari ketakutan. Ia pun melepas tangkai daun yang mati itu dari genggamanannya, dan jatuh dengan begitu indah di atas permukaan air.

Ufuk Timur mulai menunjukkan pijar kemerahan, Lubdaka memandangnya dari celah-celah dedaunan hutan, dalam semalam ia telah melihat begitu banyak hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Kini ia telah berkenalan dengan kehidupan dan melepas ketakutan-ketakutan nya, ia telah mulai mengenal semua itu dengan mengenal dirinya. Lubdaka begitu senang ia dapat tetap terjaga walau dengan semua yang ia alami dengan kekalutan dan ketakutan, kini sesuatu yang lama telah padam dalam dirinya, keberadaannya begitu ringan, tak banyak kata yang dapat melukiskan apa yang ia rasakan, begitu hening, sehingga ia bisa merasakan setiap gerak alami kehidupan yang indah ini, setiap tiupan yang dibuat oleh angin, dan setiap terpaan sinar yang menyentuhnya. Kini sang pemburu memulai perjalanannya yang baru bersama kehidupan.

Beberapa cerita menyebutkan, Lubdaka telah mencapai sejenis pencerahan malam itu dan ia bebas dari semua yang dikenal sebagai lingkaran karma. Beberapa yang lebih banyak diceritakan, menyebutkan bahwa secara tak sengaja sang pemburu telah menemai tapa Dewa Siwa, dan Dewa Siwa menjadi senang, sehingga ketika kematiannya tiba, Dewa Siwa menyelamatkan Lubdaka dari semua akibat karma buruk yang akan ia terima di neraka, setidaknya inilah yang paling banyak diceritakan pada anak-anak. Sehingga sampai saat ini, perayaan Siwaratri banyak difokuskan pada jaga (termasuk begadang sampai matahari terbit), beberapa juga puasa (sebagaimana Lubdaka), dan monobrata (juga sebagaimana Lubdaka), disertai dengan memuja Dewa Siwa untuk berbagai tujuan keselamatan.
Tapi apakah maknanya sedangkal itu ?

Ultah Presiden Republik BM

NOFX - "New Happy Birthday Song?"

Happy birthday, you're not special.
you're getting older, but not much better.
we all want to embarrass you, that's why we're singing this song.
so happy fucking birthday. you're not special. you're not special.

Tips Memilih Web Hosting yang Tepat


Memilih web hosting rasanya begitu mudah. Kebanyakan pelanggan hanya melihat harga dan fasilitas yang ditawarkan. Padahal di luar itu banyak sekali hal yang seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam memilih web hosting.
Hampir semua perusahaan berlomba - lomba menawarkan harga semurah mungkin dengan fasilitas serba tidak terbatas. Bahkan ada juga yang menawarkan fasilitas space tidak terbatas. Hal ini sangat mustahil karena hampir semua infrastruktur yang mendukung web hosting memiliki keterbatasan - keterbatasan yang tidak dapat dihindari.


Beberapa Kriteria Server hosting :

Server Uptime
Kriterianya yang paling penting itu uptime-nya. Banyak yang menjanjikan uptime 99% nyatanya sehari wajib 2 kali down. Uptime itu waktu up dari server dibanding downnya. 99 % berari 99 up 1 down. Biasanya layanan hosting klaim server2nya uptime-nya bisa lebih dari 90%.

Dedicated hosting vs shared hosting


Dedicated hosting selalu lebih baik dari shared hosting. Dedicated itu kita sewa sebuah server untuk sendiri. Shared itu satu server dipake sama-sama dengan pelanggan lain, jadi biaya sewanya lebih murah.
Nah jika kita kebagian salah satu server yang sibuk, tentu saja situs kita jadi lelet dan lansgung marah-marahin customer servicesnya. Apalagi kalau servernya down untuk beberapa jam.
Hal-hal penyebab utama yang menyebabkan server jadi lelet adalah:
-Yang paling utama yang menyebabkan situs kita lambat di share hosting adalah kehabisan resource. Resource (processing time, bandwidth) yang dimakan oleh tetangga kita yang rakus (yang juga hosting di server yang sama), tentunya akan secara langsung memperlambat web kita. Itu sebabnya juga, hosting berbayar tidak pernah mengijinkan content yang illegal serta situs dewasa, karena penggunaan bandwidth yang keterlaluan. Jadi kalau anda kebetulan kebagian hosting yang satu server dengan situs yang sibuk, maka anda akan kena getahnya, situs anda ikut lambat.
-Update pada server web tempat kita hosting (OS, control panel, aplikasi) kadang tidak berlangsung mulus. Kadang-kadang menyebabkan kelambatan server. Biasanya ini baru bisa diperbaiki sampai mereka mendapatkan update berikutnya
-Tetangga hacker yang kurang ajar. Di antara tetangga kita dalam satu server ada hacker yang suka ngusilin tetangganya. Control panel yang jelek (versi lama dsb) akan kebobolan dalam menjaga sekuriti setiap situs didalamnya. Dengan sistem keamanan yang buruk (permission dll), kita dapat dengan mudah mengakses penuh situs-situs tetangga dalam satu server, hanya dengan script sederhana

Untuk mengetahui tetangga kita satu server, gunakan MyIPNeigbors.com. Cek siapa saja yang ada bersama kita dalam satu server.
Jika target situs anda bukan lokal (Indonesia) dan terletak di luar IIX, maka gunakan Internet Supervision untuk mengetahui performace situs kita di beberapa belahan dunia.

Jika situs anda bertarget pengguna Indonesia dan tempat hosting kita ada di IIX, maka jangan khawatir karena jaringan IIX saat ini masih cukup baik.

CS,layanan after sale & Pengalaman orang lain
Yang penting juga itu cs dan layanan after sale.Kalau bisa, cari juga orang yang sudah menggunakan layanan hosting yg dituju kemudian ditanya kualitasnya.Ukurlah tingkat profesionalitas Customer Supportnya. Ujilah mereka dengan segala kesulitan yang anda hadapi ataupun resiko yang mungkin perlu anda tanyakan. Jangan mudah percya pada mereka yang mengatakan "Dukungan pelayanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu(menurut saya..."Yang penting prakteknya bung!"). Ini adalah salah satu faktor terpenting ketika Anda memilih perusahaan Web Hosting. yang tepat untuk kebutuhan bisnis Anda. Siapa pun Anda, Anda akan selalu memberikan pertanyaan, komentar, bahkan mendapatkan problem.
Pastikan Perusahaan Hosting yang Anda Pilih benar - benar sebuah Perusahaan yang Profesional.
Kita tidak pernah tahu orang-orang dibalik perusahaan hosting, bisa jadi ia hanya seorang mahasiswa atau pelajar atau bisnis keluarga, dan semoga bukan orang-orang seperti itu yang ada di perusahaan hosting tempat anda 'berteduh'. Tanpa mengecilkan orang-orang tersebut, pada satu variable "bonafiditas perusahaan hosting" menjadi pertimbangan yang menentukan masa depan domain anda. Usahakan untuk mendapatkan hosting dari perusahaan yang sudah berbentuk PT(Perseroan Terbatas) atau minimal berbentuk badan usaha. Perlu dilihat juga sejarah domain tersebut berdiri. Bila ia sudah lama berdiri, maka akan semakin baguslah rnagking perusahaan tersebut. Untuk semua itu, anda dapat melihat fitur "who is" pada website perusahaan hosting tersebut.


Harga vs. Kualitas

Merupakan marketing gimmick yang cukup menyesatkan jika ada yang menyebutkan bahwa harga tidak berbanding dengan kualitas. Biaya adalah sebuah konsekuensi logis untuk menghadirkan sebuah layanan yang benar - benar dapat diandalkan.
Sering kali pemain bisnis hosting yang baru terjun di bisnis ini hanya memperhitungkan resource space dan traffic limit. Padahal di luar itu banyak sekali batasan - batasan lain sebuah server di antaranya adalah CPU load dan Memmory. Oleh karena itu jika harga yang di tawarkan sangat murah maka konsekuensinya adalah pengurangan - pengurangan fasilitas hosting yang berpotensi besar menimbulkan beban berlebih pada server. Jika ada yang menawarkan harga sangat murah namun tetap menawarkan fasilitas - fasilitas yang fantastis, maka hal ini seharusnya menjadi tanda tanya besar.

Unlimited vs Limited

Aplikasi yang biasanya dapat membuat CPU load menjadi tinggi di antaranya adalah web itu sendiri, database, mailing list, dan FTP. Untuk itu biasanya perusahaan web hosting membatasi jumlah mailing list, FTP account, dan database untuk menjaga reliabilitas layanan. Selain itu traffic per bulan juga dibatasi dengan asumsi jika traffic tinggi, maka beban server juga tinggi.Oleh karena itu review kembali pilihan Anda jika pilihan tersebut jatuh pada perusahaan web hosting yang menawarkan fasilitas serba unlimited.


Kepemilikan dan Pengaturan Domain

Domain sudah selayaknya menjadi milik pelanggan dan pelanggan berhak melakukan pengaturan terhadapnya. Oleh karena itu pelanggan harus diberikan akses ke control panel domain yang berfungsi untuk mengatur domain secara administratif (whois info / kepemilikan) dan teknis (pengaturan nameserver).Apabila kepada pelanggan tidak diberikan control panel pengaturan domain, maka jika suatu saat pelanggan ingin memindahkan hosting, melakukan pengaturan nameserver, dan perpindahan kepemilikan domain atau transfer ke registrar domain lain akan menemui kesulitan karena bergantung pada perusahaan hosting tempat pelanggan membeli domain tersebut.

Fitur untuk pindah/keluar dari hosting

Fitur ini sebenarnya bukan penentu. namun demikian dengan adanya fitur tersebut, sebenarnya menunjukkan bila mereka bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang mereka berikan. Artinya, bila anda tidak puas, anda bisa keluar dan berganti hosting secara mudah.
(Disarikan dari Berbagai sumber)

Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali