Politisi indonesia harusnya lebih sering menonton pertandingan sepakbola liga-liga top di Eropa.
Sehabis bertanding dengan penuh determinasi, emosi dan tekanan, mereka bisa bersalaman dengan lawannya pada akhir pentandingan. Satu hal jarang yang terjadi di kancah politik kita.
Selesai Pilkada, apalagi jika kalah, adalah waktunya untuk bersikap tidak sportif, tidak mau mengakui keunggulan lawan, selalu merasa dirinya akan menang, tidak mau bercermin atas apa penyebab kekalahan, selalu melihat masalahnya ada di pihak lain (buruk rupa cermin di belah ), dan beberapa hal negatif lain.
Akan sangat bijaksana jika calon yang suaranya kurang (kalau nggak mau dibilang kalah), belajar menerima kekalahan. Kata orang jawa "Legowo". Jika menang pun tugas tak ringan. Janji dan kontrak politik yang telah dilepaskan sebelumnya akan menjadi beban (tanggung jawab).
Pendukung calon yang kalah pun harusnya lebih bisa menerima dan introspeksi diri. Apa kesalahan ada pada partai? metode kampanye ? kurangnya dana? atau memang citra calon yang tidak menjanjikan bagi publik.
Ingat bung, Ini Demokrasi..
Semua keputusan ada di tangan rakyat, bukan elit parpol !!! (mode kesal:ON)
Belajar (legowo) Menerima Kekalahan
Foto Hasil Jepretan Fotografer Amatir di Pantai Candikusuma, Jembrana, Bali
Iseng-iseng bawa kamera Cool pix, 3 Mb, dapet juga obyek jepretan lumayan. Obyeknya pantai. Namanya Pantai Candikesuma. Deket juga sama kampung penulis, cuma 10 menit. Lokasinya di kabupaten Jembrana. Jadinya laut yang di foto ini adalah selat Bali. Jaraknya ke Pulau Jawa lumayan dekat. Sudah ada 1 villa cantik di bagian bukit pantai. Tapi nggak terekam sama kamera ini. Keburu sore. Yang kelihatan di foto adalah Semenanjung Belambangan..
Sebenarnya pantai di Bali bagian barat ini cukup terkenal (di kalangan masyarakat lokal tentunya). Dalam buku sejarah perjuangan fisik (revolusi'45), pantai ini digunakan untuk pendaratan diam-diam pasukan TNI dari Jawa ke Bali. Masalahnya blokade Belanda di Gilimanuk dan pendaratan normal yang lain sangat ketat.
Suasana pantai kebetulan mendung, jadinya hasilnya nggak sengaja kelihatan aneh. Kebetulan juga ada perahu nelayan lewat, jadi foto nggak terlalu monoton. liat aja :
(Foto-foto sama sekali belum diedit, cuma diresize (resize juga edit lho, hehe guoblok.) . Jadi belum kesentuh efek Photoshop. saya suka keaslian dan originalitas dan maslah lain : males nyentuh Photoshop. hihiihi
Silahkan ambil foto ini. Akan lebih bagus jika digunakan sebagai wallpaper atau image pelengkap di website/blog daripada untuk foto komersial (lagian cukup jelek untuk dikomersialkan..) makaci..)
Ombak Kecil di Tepi Pantai
Perahu Bersandar
Nelayan
Semenanjung Belambangan
Ada penumpangnya ?
Mandi
Tolong, Buat Rangking Website Saya Biar Bagus Dong!
Search engine khususnya google sekarang (dan mungkin beberapa saat ke depan) , adalah media yang digunakan oleh pengguna internet untuk mencari topik tertentu dan kemudian menjadi jembatan masuk ke website bersangkutan.
Ketika seseorang mengetikkan keyword di google dan muncul beberapa website yang berhubungan, secara alami dan manusiawi, halaman pertama adalah halaman yang berpotensi besar untuk dikunjungi. Untuk itu kemudian muncul suatu teknik yang dikenal dengan Search Engine Optimization (SEO). Siapa saja webmaster/SEO specialist, sangat ingin website mereka tampil di halaman terdepan dan peringkat 1. Seringkali juga digunakan teknik-teknik terlarang yang dikenal dengan istilah Black SEO.
Kata google " Don't Be Evil ", benar juga. Mari gunakan cara yang sehat. Buat website anda berkembang sealami mungkin. Buat apa ada di peringkat awal tapi content website tidak bagus dan menarik pengunjung. Memang sih, website tanpa pengunjung dan tanpa proses SEO adalah seperti toko di tengah hutan, sepi. Jangankan mau beli, yang mengunjungi aja nggak ada..hehe.
Pengalaman penulis sejauh ini, banyak client pembuatan website, meminta seperti ini :
" Gimana website saya nanti? bapak berani jamin peringkatnya ada di top rank ? atau paling nggak halaman depan ? kalau bisa cepat ya, website ini biar bisa ada di ranking atas?" Yah.. di sini dibutuhkan pendidikan bagi konsumen, kalau proses SEO tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu cucuran keringat, air mata, darah...upsss.. kopi, kacang...de-el-el.
Kita mesti sabar dan berusaha memberikan penjelasan, kalau sebenarnya untuk proses SEO ada tangan-tangan yang lebih ahli daripada sekadar web designer/web programmer. Kita punya bidang garapan yang berbeda , walau masih merupakan proses kontinu dari sebuah web development.
Kita sebenarnya juga berusaha memberi service lebih, yaitu melakukan sebagian kecil proses SEO, misalnya membuat struktur website yang SEO-friendly, submit di search engine/direktori, buat dan submit sitemap, buat robots.txt, memilih keyword dan meta yang tepat dengan tools SEO yang ada, membuat link ke website bersangkutan, mempublikasikan website di forum/milis atau tempat lain yang mudah dijamah manusia.
Semua proses itu adalah proses SEO sederhana, yang harus dilanjutkan dengan kontinu dan memerlukan analisa yang rutin. Bayangkan kalau website anda tak pernah diupdate ?Keyword apa yang trend untuk bulan ini? atau masih banyak hal-hala lain lagi. Sebenarnya proses sederhana ini juga menambah pengalaman penulis, yang dulu buta sama sekali tentang proses SEO. yach, memang begitu, kita harus selalu belajar walau dengan cara apapun.
Proses SEO sekali lagi adalah proses yang pelu ketelatenan dan kesabaran, perlu belajar, tanya sana-sini kepada beliau-beliau yang ahli, sambil coba-coba-coba-coba dan coba..
Kadang-kadang, saya berpikir kalau Google itu setengah dewa setengah Search engine, sampai-sampai kita harus ikut aturannya, dan membuat beliau suka dengan yang apa kita buat..Hehehe.
Ketika kita memeras keringat untuk SEO,sebenarnya kita masih suka( tak hentinya ) menebak-nebak, apa isi kepala Sergey Brin dan Larry Page, yang menciptakan algoritma nomor wahid untuk search engine ini. Satu hal yang pasti, beliau makannya roti, bukan singkong..