Politisi indonesia harusnya lebih sering menonton pertandingan sepakbola liga-liga top di Eropa.
Sehabis bertanding dengan penuh determinasi, emosi dan tekanan, mereka bisa bersalaman dengan lawannya pada akhir pentandingan. Satu hal jarang yang terjadi di kancah politik kita.
Selesai Pilkada, apalagi jika kalah, adalah waktunya untuk bersikap tidak sportif, tidak mau mengakui keunggulan lawan, selalu merasa dirinya akan menang, tidak mau bercermin atas apa penyebab kekalahan, selalu melihat masalahnya ada di pihak lain (buruk rupa cermin di belah ), dan beberapa hal negatif lain.
Akan sangat bijaksana jika calon yang suaranya kurang (kalau nggak mau dibilang kalah), belajar menerima kekalahan. Kata orang jawa "Legowo". Jika menang pun tugas tak ringan. Janji dan kontrak politik yang telah dilepaskan sebelumnya akan menjadi beban (tanggung jawab).
Pendukung calon yang kalah pun harusnya lebih bisa menerima dan introspeksi diri. Apa kesalahan ada pada partai? metode kampanye ? kurangnya dana? atau memang citra calon yang tidak menjanjikan bagi publik.
Ingat bung, Ini Demokrasi..
Semua keputusan ada di tangan rakyat, bukan elit parpol !!! (mode kesal:ON)
Belajar (legowo) Menerima Kekalahan
Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali