Jadwal semifinal piala dunia 2010
RCTI/Global Rabu, 07 Jul 01:30 Uruguay vs Belanda
RCTI/Global Kamis, 08 Jul 01:30 Jerman vs Spanyol
BELANDA VS URUGUAY
FIFA telah menetapkan wasit untuk laga semifinal. Wasit Uzbekistan Ravshan Irmatov memimpin laga Uruguay vs Belanda. Sementara wasit Hongaria Viktor Kassai menjadi pengadil Jerman vs Spanyol.
Pengumuman tersebut dilakukan FIFA melalui situs resminya pada hari Selasa (5/7/2010) waktu setempat.
Irmatov merupakan wasit yang memimpin laga pembukaan Piala Dunia 2010 antara Afrika Selatan melawan Meksiko pada 11 Juni yang lalu. Ia menjadi wasit termuda yang memimpin laga pembuka sejak Piala Dunia 1934.
Ia akan dibantu Rafael Ilyasov dan Bakhadyr Kochkarov (Kazakhstan) sebagai asisten wasit 1 dan 2. Sementara itu wasit keempat adalah Yuichi Nishimura (Jepang). Sedangkan asisten wasit cadangan adalah Toru Sagara.
Sementara itu partai antara Jerman kontra Spanyol akan dipimpin Kassai. Di South Africa 2010, ia pernah menjadi pengadil dalam partai Brasil-Korea Utara, Meksiko-Uruguay, dan Amerika Serikat-Ghana.
Ia menjadi wasit asal Hongaria yang mendapatkan kehormatan memimpin partai prestisius, setelah Sandor Puhl yang bertugas di final Piala Dunia 1994.
Kassai akan dibantu Gabor Eros dan Tibor Vamos. Sementara wasit keempat adalah Frank de Bleeckere (Belgia). Ada pun asisten wasit cadangan adalah Peter Hermans.�
Setelah Piala Dunia 1974 dan 1978, Belanda belum pernah lagi melangkah ke final Piala Dunia. Kini De Oranje punya kans besar lantaran diklaim legenda mereka dinaungi keberuntungan.
Belanda baru bisa melangkah ke final tahun ini jika menaklukkan Uruguay di babak semifinal. 'Tim Oranye' punya modal bagus dengan sederet bintang di dalam skuadnya. Sebut saja Wesley Sneijder, Arjen Robben, Dirk Kuyt hingga Robin van Persie dan Rafael Van der Vaart.
Meski memiliki pemain dengan kualitas menyerang nan mumpuni, pelatih Bert van Marwijk memilih untuk bermain efektif. Ia menempatkan dua gelandang bertahan dalam skemanya dan membuang jauh-jauh Total Football.
Tak ada yang mengkritik kebijakan Van Marwijk tersebut karena toh Belanda berhasil melangkah sejauh ini. Kala menghadapi lawan alot sekalipun, Belanda tampak bisa menemukan jalan keluar.
Hal tersebut bisa dilihat dari laga melawan Jepang di fase grup--di mana mereka menang tipis 1-0--atau Brasil di perempatfinal--di mana mereka sempat tertinggal 0-1 sebelum menang 2-1.
Maka, tak heran jika Ruud Gullit mengatakan, Belanda yang sekarang tak hanya kombinasi dari sederet pemain jenius dan taktik pragmatis, tetapi juga dinaungi keberuntungan.
"Kami bermain dengan bagus dan kami memiliki sedikit keberuntungan menemani," ujanrnya seperti dilansir Yahoosports. "Sekarang semua orang banyak berharap di turnamen ini," lanjutnya.
Gullit, yang merupakan anggota skuad kala Belanda menjuarai Piala Eropa 1988, menyebut bahwa Belanda punya peluang bagus untuk mencapai final. Tetapi, ia juga mengingatkan, Uruguay bukanlah lawan yang mudah.
La Celeste sukses melalui hadangan dari Korea Selatan dan Ghana sebelum akhirnya sampai ke babak empat besar. Laga melawan Ghana juga menunjukkan, Diego Forlan cs dinaungi keberuntungan.
Dalam laga melawan Ghana, penalti Asamoah Gyan di menit 120 gagal sehingga laga pun dilanjutkan ke babak adu penalti. Dan di babak tersebutlah Uruguay akhirnya meraih kemenangan.
"Kami pernah dua kali merasakan final, tetapi bedanya adalah kami tak akan menghadapi tuan rumah di turnamen ini," tukas Gullit. Pada final 1974 Belanda menghadapi tuan rumah Jerman (Barat), sementara pada 1978 melawan tuan rumah Argentina. Keduanya berakhir dengan kekalahan.
"Sekarang, tim kami memiliki kesempatan besar untuk maju ke final. Tetapi, mereka harus menundukkan Uruguay lebih dulu dan itu tak akan mudah," tandasnya.
Maarten Stekelenburg angkat bicara soal hand ball yang dilakukan Luis Suarez. Menurut kiper Belanda tersebut Suarez bisa mendapatkan predikat kiper terbaik berkat aksinya tersebut. Lho?
Bomber Uruguay, Suarez terpaksa melakukan hand ball di laga perempatfinal melawan Ghana untuk menahan gempuran serangan tim lawan di menit-menit menjelang babak perpanjangan waktu. Di mana skor masih sama kuat 1-1.
Wasit yang jelas melihat insiden tersebut sontak menunjuk titik putih seraya mengeluarkan kartu merah untuk Suarez. Beruntung, penalti yang dieksekusi Asamoah Gyan gagal berbuah gol usai bola membentur mistar gawang Fernando Muslera. Dan Uruguay pun lolos ke semifinal usai menang adu penalti.
Terkait aksi yang dilakukan rekan se-timnya di Ajax Amsterdam ini, Stekelenburg membuat lelucon. Menurut dia, Suarez layak mendapat penghargaan kiper terbaik dunia.
"Saya mengirimkan sebuah SMS kepada dia yang berisi dia kini telah menjadi kiper terbaik di turnamen ini," kelakar Stekielenburg kepada De Telegraaf yang dilansir dari ESPN.
"Saya pikir dia harus mendapatkan penghargaan Lev Yashin,"imbuh dia.
Dengan kartu merah yang didapatnya, Suarez praktis akan absen di laga semifinal menghadapi Belanda dalam laga yang akan dihelat Rabu (7/7/2010) dinihari WIB. Hal ini setidaknya bikin Stekelenburg lega.
Sesama punggawa Ajax, Stekelenburg tahu betul betapa bahayanya seorang Suarez. Bersama de Godenzonen, striker 23 tahun ini melesakkan 35 gol dari 33 kali penampilannya yang membuat dia meraih predikat pencetak gol terbanyak Eredivise musim lalu.
"Hal yang terpenting adalah dia tidak bisa bermain. Ini adalah hal yang besar karena dia akan selalu menghadirkan ancaman," pungkas Stekelenburg.
Uruguay akan menghadapi salah satu tim kuat dunia, Belanda. Namun kapten Uruguay Diego Lugano tidak bisa menerima jika Belanda lebih difavoritkan dari mereka menjelang laga semifinal ini.
Uruguay saat ini merupakan tim peringkat ke-16 dunia dan pernah dua kali menjadi juara Piala Dunia (1930 dan 1950). Sedangkan Belanda saat ini berada di peringkat keempat namun mereka belum pernah merasakan menjadi juara.
Pada laga semifinal Cape Town, Rabu (7/7/2010) dinihari WIB, Belanda tampaknya lebih difavoritkan dibanding Uruguay. Apalagi Singa Oranye berhasil mengalahkan tim favorit lainnya yaitu Brasil di babak perempat final.
Namun, Lugano tak setuju jika Belanda lebih difavoritkan dari Uruguay. "Saya kira pers telah membuat Belanda menjadi favorit. Saya tidak ingin mengatakan hal itu karena ini semifinal Piala Dunia," ujarnya seperti dilansir Yahoo.
"Belanda dan Uruguay bermain berbeda tapi kita sama sama pantas berada di tahap ini. Kami akan hanya harus melihat apa yang terjadi dalam pertandingan nanti," kata Lugano.
Pada laga tersebut Uruguay tampil tanpa Luis Suarez yang mendapatkan hukuman. Sementara Lugano sempat mendapatkan cedera lutut kanannya saat menghadapi Ghana, namun dia akan tetap berusaha untuk bisa fit.
"Risiko rasa sakit itu hal terakhir yang saya pikirkan. Setiap orang ingin bermain di pertandingan ini namun pertanyaan apakah fisik saya 100 persen untuk dapat bermain di pertandingan di level ini," tukas bek Fenerbache ini.
Tidak seperti Jerman dan Spanyol, Uruguay dan Belanda adalah tim-tim semifinalis yang belum pernah merasakan kekalahan di Afrika Selatan. Salah satu dari mereka akan menelannya besok malam.
Uruguay, yang lolos ke putaran final lewat jalut playoff melawan wakil CONCACAF, sedang mendapatkan momen untuk bangkit, setelah lama tidak menggigit meskipun menyandang predikat juara dunia dua kali -- di jaman "baheula", di tahun 1930 dan 1950.
Menahan seri Prancis tanpa gol di partai pertamanya di Grup A, berikutnya pasukan Oscar Tabarez membungkam tuan rumah dengan tiga gol tanpa balas. La Celeste memastikan tiket ke putaran kedua setelah kembali meraih kemenangan, 1-0 atas Meksiko.
Puncak permainan Diego Forlan dkk terjadi di babak 16 besar. Menghadapi macan Asia Korea Selatan, mereka mengeluarkan karakter sebagai tim petarung dan pejuang. Sebuah pertandingan terbuka dan sangat seru begitu menghibur penonton. Uruguay menang 2-1.
Melawan Ghana di perempatfinal, Uruguay harus berterima kasih pada "kejahatan" Luis Suarez, yang dengan sengaja menjadi "kiper" untuk mencegah terjadinya gol. Ghana memang mendapat hadiah penalti, Suarez pun dikartu merah. Tapi eksekusi Asamoah Gyan gagal, dan itu mempengaruhi sisa pertandingan. Uruguay, yang tetap tampil gagah berani, menang adu penalti.
Belanda selalu masuk daftar tim favorit di setiap turnamen yang diikutinya. Dan itu selalu disertai ekspektasi orang melihat lagi Total Football ala "Singa Oranye".
Kenyataannya, Belanda masih layak menjadi tim favorit, karena mereka selalu bisa mengalahkan lawan-lawannya, mulai dari Denmark, Jepang, Kamerun, sampai Slovakia dan Brasil. Bahwa mereka dinilai sebagian besar kalangan tidak terlalu impresif -- boro-boro memperagakan Total Football -- itu adalah hal lain yang barangkali tidak terlalu penting buat Bert van Marwijk. Di sebuah turnamen, yang penting adalah hasil akhir.
Dan kenyataannya, Belanda selalu menang dalam lima pertandingannya. Harap catat, hanya mereka yang punya rekor itu sejauh ini di Piala Dunia 2010. Jerman dan Spanyol, walaupun masih bertahan, tapi pernah kalah di fase grup.
Sebelum besok malam, atau Rabu (7/7/2010) dinihari WIB, Uruguay dan Belanda pernah bertemu dua kali. Di perjumpaan pertama, di Piala Dunia 1974, Belanda yang diperkuat maestro Johan Cruyff menang 2-0. Enam tahun kemudian, pada 30 Desember 1980, Uruguay membalas kekalahan itu dengan skor yang sama dalam laga persahabatan.
Meski sudah menyandang status juara dunia dua kali, tidak banyak yang menjagokan Uruguay. Pelatih Oscar Washington Tabarez mengibaratkan timnya sebagai tamu tak diundang.
Uruguay. Negara di Amerika Selatan ini merupakan penyandang dua gelar juara dunia. Jumlah gelar yang sama dengan Argentina dan lebih banyak daripada Inggris. Namun begitu tidak banyak yang menjagokan tim berjuluk La Celeste ini di Piala Dunia 2010. Sementara itu Inggris dan Argentina menjadi tim favorit.
Memang, dua gelar Uruguay didapatkan di zaman yang sudah sangat jadul, tahun 1930 dan 1950. Terakhir kali mereka bisa menggapai semifinal Piala Dunia adalah tahun 1970. Selain itu tidak banyak pemain ternama asal negara yang beribukta di Montevideo itu. Bila disuruh menyebut pemain bintang Uruguay, mungkin hanya nama Diego Forlan yang muncul.
"Kami ibaratnya berada dalam sebuah pesta di mana kami sebenarnya tidak diundang. Namun kami memiliki hak untuk tetap berada di sini. Semua bergantung kepada kami," lugas Tabarez di Reuters sembari mengibaratkan situasi yang tengah dialam timnya.
Kini Uruguay telah berada di semifinal. Forlan dkk menjadi penjaga kehormatan terakhir Amerika Selatan, di mana raksasa macam Brasil dan Argentina sudah rontok terlebih dahulu.
"Mungkin terlalu dini untuk berpikir bahwa Uruguay akan kembali masuk jajaran elit. Namun kami percaya bisa memetik hasil-hasil positif secara situasional," tandas pelatih berjuluk El Maestro itu.
Lawan bagi Uruguay di babak semifinal adalah Belanda, tim yang sedang dalam kondisi yang bagus dan dipenuhi pemain bertalenta.
"Perbedaan kekuatan antara negara maju dan negara dunia ketiga semakin besar sekarang. Beruntung, Uruguay selalu memiliki pemain yang berkualitas meski itu tidak dalam jumlah besar. Di negara lain, mereka selalu kebanjiran pemain berbakat," tukas Tabarez.
"Namun bila kami tidak bermimpi (untuk juara) sekarang dan sementara mereka tetap melakukannya, maka kami tidak akan berada di sini."
"Ya kami sadar bahwa kami tidak memainkan sepakbola yang indah. Namun saya pikir pencapaian kami saat ini bukan hanya sekadar faktor keberuntungan saja," pungkas dia.
JERMAN VS SPANYOL
Dua tahun silam, Jerman dan Spanyol bertemu di final Piala Eropa. Hasilnya, Jerman kalah. Kini, kala keduanya bertemu lagi, 'Tim Panser' sudah melupakan memori tersebut.
Di Ernst Happel Stadion, Wina, Austria, gol Fernando Torres di menit 33 gagal disamakan pemain-pemain Jerman sampai wasit Roberto Rosetti meniup peluit akhir. Minggu, 29 Juni 2008, sebanyak 51.428 orang di stadion itu pun menyaksikan La Furia Roja jadi juara Eropa berkat gol tunggal tersebut.
Kini keduanya kembali bertemu, bukan di partai puncak, melainkan di babak semifinal. Aroma balas dendam pun disebut-sebut merebak, meski hal itu kemudian dibantah oleh Joachim Loew.
Loew, yang pada tahun 2008 itu sudah jadi pelatih Jerman, menyebut ia sudah lupa sama sekali dengan pertandingan tersebut. Lebih lanjut lagi, ia mengakui kekalahan timnya dari Spanyol waktu itu.'
"Kami tak berbicara soal balas dendam, itu tak ada di pikiran saya sama sekali," ujarnya seperti dilansir Yahoosports.
"Kami kalah di final karena kami ditundukkan oleh tim terbaik saat itu," lanjut pelatih yang akrab disapa Jogi ini.
Apa yang diucapkan Loew, senada dengan komentar Bastian Schweinsteiger. Gelandang berusia 25 tahun ini juga masuk skuad Jerman di Euro 2008. Ia pun menyebut, keadaan Jerman berbeda dari dua tahun lalu.
"Kami memiliki pemain yang berbeda sekarang, sementara Spanyol hampir semuanya sama. Mungkin mereka tak bersinar di turnamen ini, tetapi mereka sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir."
"Spanyol akan lebih sulit dari Inggris dan Argentina, tapi kami sudah membuktikan bahwa kami bisa tampil sangat bagus," tandasnya.
elang pertemuan melawan Spanyol, Jerman mendapatkan kabar tak sedap. Sami Khedira dan Arne Friedrich mengalami cedera dan diragukan bisa merumput.
Seperti dikabarkan Sky Sports, cedera keduanya sudah ada sejak laga melawan Argentina. Friedrich yang mencetak satu gol dalam laga tersebut mengalami masalah pada kaki kanannya. Sementara Khedira bermasalah dengan hamstring.
Keduanya pun dikabarkan tak ikut dalam sesi latihan, Senin (5/7/2010) waktu setempat, hanya dua hari sebelum laga yang dihelat, Rabu (7/10) atau Kamis dinihari WIB.
Khedira dan Friedrich bisa dibilang merupakan dua tokoh sentral di lini tengah dan pertahanan Jerman. Keduanya hampir selalu tampil sebagai starter.
Khedira menjadi penyeimbang kala Mesut Oezil lebih berkonsentrasi melakukan serangan. Sementara Friedrich membentuk duet kokoh dengan palang pintu lainnya, Per Mertesacker.
Keduanya menyusul satu pemain lainnya yang lebih dulu cedera, yakni Cacau. Berbeda dengan Khedira dan Mertesacker, Cacau dipastikan bakal absen melawan Spanyol.
Pelatih Jerman, Joachim Loew, mengakui bahwa Spanyol adalah salah satu tim paling konsisten di Piala Dunia kali ini. Untuk mengalahkan, Loew berharap� 'Tim Matador' melakukan kesalahan.
Memulai Piala Dunia dengan kekalahan 0-1 dari Swiss, Spanyol dengan cepatb memperbaiki keadaan. Setelah mengalahkan Honduras 2-0 di laga kedua, mereka menundukkan Chile 2-1 dan maju ke perdelapanfinal sebagai juara Grup H.
Di delapan besar, meski relatif kesulitan membongkar pertahanan Portugal, pasukan arahan Vicente Del Bosque tersebut menang dengan skor 1-0. Pun demikian kala bertemu Paraguay di perempatfinal.
Kebuntuan untuk membobol gawang Justo Villar akhirnya musnah kala David Villa lagi-lagi tampil sebagai pahlawan. Spanyol pun menapak babak semifinal, di mana Jerman sudah menunggu.
Melihat kelihaian La Furia Roja dalam lolos dari laga-laga ketat, Loew pun waspada. Pelatih yang selalu tampil stylish itu menyebut Spanyol jarang berbuat salah, tapi bukan tak mungkin terjadi kala melawan Der Panzer.
"Mereka hampir tak pernah membuat kesalahan, tapi kami harus memaksa mereka melakukannya," ujar Loew seperti dilansir Yahoosports.
"Spanyol sangat kuat dalam menyerang dan bertahan. Mereka memiliki beberapa pemain yang bisa menentukan pertandingan dan secara taktik mereka sangat bagus."
"Tapi, saat ini kami mampu mengalahkan siapa pun," tukas Loew.
Siapa bakal keluar sebagai pemenang? Nantikan laga yang akan dihelat di Durban Stadium ini pada Kamis (8/7/2010) dinihari WIB.