Berorganisasi, ikut partai politik, kemudian mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, adalah hak tiap warga negara ..
So, kalau artis jadi Caleg, kok pada ribut ya ?? Mereka kan juga warga negara ? Punya hak ? Artis juga manusia.................
Problemnya bukan pada label artis sebenarnya. Banyak faktor yang membuat ada keraguan orang pada Artis yang masuk panggung politik. Tapi masalah Kemampuan, kredibilitas , bibit, bobot dan bebet ,de-el el .
Dari daftar Artis yang maju ke Pemilu 2009, diantaranya di sana ada muka-muka lama, dan juga muka baru.
Yang tergolong muka lama, atau pernah maju di Pemilu sebelumnya diantaranya, Angelina sondakh, H. Qomar, Marissa Haque, Nurul Arifin ( maju pada 2004 lewat Partai Golkar. Dia maju menjadi caleg wilayah Purwakarta dan Karawang, Jabar. Tapi, dia gagal karena suaranya tak mencukupi ).
Muka-muka baru diantaranya : Ikang Fawzi, Kristina , Tessa Kaunang, Tantowi Yahya, Evie Tamala, dan masih banyak lagi.
Kepopuleran seorang artis memang mungkin sangat bermanfaat bagi parpol untuk menggaet massa sebanyak-banyaknya. Wajah mereka yang biasa ber sliweran di layar kaca, tentunya sudah sangat di kenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat sedikit banyak sudah tahu tentang profil si artis. Dan bagi si artis, ini merupakan tantangan, karena untuk menduduki kursi di DPR, tidak hanya di butuhkan oleh ke populeran seseorang saja, tetapi lebih kepada kapabilitas si artis untuk memperjuangkan suara rakyat yang telah memilihnya, dan itu saya rasa sangat sulit, karena membutuhkan Ilmu Pengetahuan dan juga Pengalaman.
Seeprti kata Butet Kertaradjasa , seniman yang lebih dikenal sebagai `raja monolog` yang mengatakan artis yang diusung menjadi calon anggota legislatif (caleg) seharusnya tahu diri dengan kemampuannya di ranah politik.
"Jangan begitu saja menerima tawaran parpol (partai politik, red), karena menjadi politisi adalah suatu keahlian dan bakat, sehingga tidak otomatis orang yang terkenal atau menjadi `public figur` termasuk artis menjadi jaminan mampu mengemban tugas sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, artis yang ditawari parpol untuk menjadi caleg, padahal dirinya tidak memiliki keahlian dan pengalaman di bidang politik, semestinya menolak tawaran itu. "Artis harus bisa mengukur kemampuannya, bukan menerima tawaran begitu saja," katanya.
Namun, ia tidak menganggap semua artis tak layak menjadi caleg, karena ada beberapa di antaranya yang pantas dan mampu mengemban tugas sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif.
"Seperti Nurul Arifin dan Rieke Diah Pitaloka, keduanya memiliki pengalaman dan kemampuan yang sudah teruji di partai politik, sehingga layak jika menjadi anggota legislatif," kata aktor teater kelahiran Yogyakarta pada 21 November 1961 ini.
Ia menilai yang salah memang parpolnya mengapa harus merekrut artis untuk dijadikan caleg, padahal belum tahu riwayat kemampuannya di ranah politik. "Tetapi, artis yang bersangkutan juga semestinya tahu diri dengan kemampuannya," kata anak kandung Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia ini.
Butet mengingatkan, ke depan rakyat semakin kritis, sehingga jika ada artis yang kebetulan menjadi anggota legislatif tetapi ternyata sebagai wakil rakyat kinerjanya buruk, tentu akan dicemooh dan tidak akan dipilih lagi seandainya yang bersangkutan kembali menjadi caleg.
Nah loooo.. Introspeksi diri donk!!!
Rame-rame Jadi Caleg - Trend Baru Artis IndonesiaB
Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali