Ada 3 paket Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang maju pada Pilkada Bali 2008.
Adapun calon terdaftar yang sedang melalui proses verifikasi adalah sebagai berikut :
1. Koalisi Kebangkitan Bali (KKB)
Calon Gubernur : Prof.Dr.drg.Gde Winasa
Calon Wakil Gubernur : I Gusti Bagus Alit Putra, SH,S.Sos, M.Si.
Disokong gabungan 13 partai politik
1 P. Demokrat
2 P. Nasional Banteng Kemerdekaan
3 P. Keadilan dan Persatuan Indonesia
4 P. Kebangkitan Bangsa
5 P. Damai Sejahtera
6 P. Pelopor
7 P. Penegak Demokrasi Indonesia
8 P. Persatuan Demokrasi Kebangsaan
9 P. Merdeka
10 P. Serikat Indonesia
11 P. Persatuan Daerah
12 P. Buruh Sosial Demokrat
13 P. Bulan Bintang
2. Koalisi Rakyat Bali(KRB)
Calon Gubernur : Cokorde Gde Budi Suryawan, SH, M.Si
Calon Wakil Gubernur : Brigjen Pol. Purnawirawan Drs. Nyoman Gede Suweta, M.Si
Diusung gabungan 5 partai sebagai berikut :
1 P. Golongan Karya
2 P. Karya Peduli Bangsa
3 P. Nasional Indonesia Marhaenisme
4 P. Perhimpunan Indonesia Baru
5 P. Persatuan Pembangunan
3 . Bali Mandara
Calon Gubernur : Drs. Made Mangku Pastika
Calon Wakil Gubernur : Drs. A.A.Gede Ngurah Puspayoga
Pengusungan calon adalah 1 partai yaitu PDIP
Berikut profile untuk masing masing gubernur :
Mangku Pastika
Pada tahun 1963 (pasca meletusnya gunung agung), keluarga I Ketut Meneng , termasuk MMP pindah ke bengkulu, bertransmigrasi bersama-sama korban bencana Gunung Agung. Ketut Meneng sebagai guru SR secara sukarela ingin mengabdikan dirinya mendidik anak-anak transmigran, dan rela meninggalkan kehidupan yang cukup nyaman di Bali sebagai seorang guru (pada saat itu Ketut Meneng memang sudah menjadi seorang wakil penilik sekolah Dasar di Seririt).
Perpindahan keluarga ini ke Sumatra telah mengubah arah hidup mereka selanjutnya. Seluruh anggota keluarga telah ditempa dengan keras dalam persaingan di rantauan orang. Setapak demi setapak maju dari titik minus menuju kehidupan sebagai manusia yang bermanfaat dan bermartabat. MMP sendiri pernah menjadi pembantu rumah tangga pada keluarga Tionghoa di Bengkulu selama 3 tahun.
Pengalaman menjadi pembantu rumah tangga bagi seorang anak yang berumur 12 tahun, jauh dari kedua orang tua di daerah yang sangat asing dengan budaya yang sangat berbeda, telah membentuk karakter MMP yang meyakini kerja keras dan disiplin untuk mencapai sukses, namun terkadang emosional dan sentimentil.
Setelah menamatkan pendidikan di SMA negeri II Palembang, MMP mencoba melamar menjadi AKABRI kepolisian mengikuti jejak langkah langkah teman-teman sekolahnya, meskipun cita-cita awalnya ingin menjadi seorang guru seperti ayahnya. Mendengar bahwa pendidikan di AKABRI adalah gratis dan bahkan akan mendapat uang saku,MMP sebagai seorang remaja yang sangat prihatin dan sederhana serta terbatas kemampuan ekonominya, berpikir dragmatis: yang penting dapat bersekolah secara gratis.
Setelah melalui berbagai tes ,ujian dan seleksi yang sangat ketat,akhirnya MMP diterima sebagai calon Taruna AKABRI Polisi dan selanjutnya menjalani pendidikan selama 4(empat) tahun di Magelang dan Sukabumi. MMP menamatkan AKABRI Polisi pada tahun 1974 dan melanjutkan latihan Brimob/Pelopor di Kelapa Dua,Bogor sampai pertengahan tahun 1975.
Penugasan pertama sebagai Perwira Polisi adalah sebagai Komandan Peleton 1 Kompi I,Batalyon B, Brimob Polda Metro Jaya yang berkedudukan di kelapa dua, Bogor. Beberapa bulan kemudian, yaitu pada tanggal 05 Desember 1975,MMP beserta batalyonnya bertugas ke Timor Portugis (pada waktu itu belum namanya Timor-Timur). MMP bertugas di Timor Portugis sampai juli 1976, sesaat sebelum berintegrasinya Timor Portugis dengan Republik Indonesia dan menjadi Propinsi ke-27 dengan nama propinsi Timor-Timur.
MMP tidak pernah menginjakan kakinya lagi di Timor-Timur sampai tanggal 1 Juni 1999, ketika kemudian MMP kembali bertugas disana sebagai Komandan Kontingen Lorosae, BKO Polda Timor-Timur, sekaligus sebagai Chief Liaison Officer antar Polri dengat UNAMENT.
MMP berada di Timor-Timur sampai tanggal 30 Oktober 1999 yaitu ketika Kontinggen RI berakhir meninggalkan Tim-Tim karena pada saat itu di serahkan ke PBB. Pada hari itu juga sang merah putih diturunkan dari markas komando pasukan ABRI terakhir dalam seatu upacara yang sangat mengharukan .MMP sendiri meneteskan air mata sedih dan marah,menyaksikan terlepasnya bagian RI yang telah menyatu dengan ibu pertiwi dalam suka maupun duka selama 23 tahun. Sebuah pelajaran yang sangat berharga harus dipetik dari peristiwa ini oleh bangsa indonesia dan para pemimpinnya. MMP sendiri marasa mendapat pengalaman yang sangat berharga, baik dalam kapasitas pribadi maupun sebagai anggota Polri/ABRI.
Sekembalinya dari Tim-Port,MMP kembali bertugas di Kesatuan Brimob di Jakarta. Pada tanggal 23 februari 1977, MMP menikah dengan Ni Made Ayu Putri,adik dari brigjen pol.Made Swardana(rekan satu angkatan MMP di AKABRI pol dan ipar dari brigjen pol. Wayan medhana dari Desa kedis kecamatan . busungbiu,Buleleng).
Pada oktober1977, MMP mendapat tugas baru sebagai ajudan menteri Pertahanan & Keamanan/Panglima ABRI,Jendral TNI Maraden pengabean,selama 4 (empat) tahun termasuk ketika beliau pada tahun1978 menjadi Menko Polhukam RI.Sebagai seorang perwira ABRI,MMP belajar banyak hal dari penugasan ini , mulai dari hal-hal yang menyangkut persoalan militer dan polri, sampai ke persoalan-persoalan politik nasional dan global, mulai dari persoalan-persoalan taktis sampai persoalan-persoalan strategis,termasuk hubungan antar bangsa dan politik luar negeri.Pada kesempatan penugasan ini,MMP juga belajar mengenal dan mengahayati moral danetika pergaulan di tengah-tengah keluarga yang bersifat etnis primordial, sampai kepada tata cara pergaulan diplomatis bertaraf internasional dengan tetap berpegang teguh pada jadi diri bangsa yang bermartabat,tanpa harus minder dan rendah diri.Penugasan ini berakhir ketika MMP harus melatjutkan pendidikan ke PTIK untuk dapat meniti karir selanjutnya pada \ polri.MMP menyelesaikan pendidikan di PTIK pada tahun 1984 dengan predikat lulusan terbaik dan selanjutnya bertugas di Polda metro jaya sebagai kepala sub. Dinas pencurian berat,Direktorat Reserse. Tugas pokoknya adalah menangani kasus-kasus pencurian,perampokan,dan kejahatan keras lainnya. Satuannya terkenal dengan nama TEKAB (Tim Khusus Anti Bandit) yang bertugas siang malam di seantero jakarta dan sekitarnya, melumpuhkan kelompok-kelompok penjahat kelas berat yang sering mengacaukan jakarta raya.penugasan berikutnya adalah sebagai kepala unit harat benda ditserse PMJ dan selanjutnya kapolsek tambora jakarta barat sampai akhir 1987, dan pindah ke ditserse mabes polri sebagai satuan penyidik Vice Control.pada tahun 1988, MMP ditugaskan untuk mengabil bagian pada misi pemeliharaan perdamain PBB di Namibia, Afrika barat daya, sebagai anggota kontigen garuda IX selama 9 (sembilan) bulan.MMP bertugas di distrik Windhoek (ibukota Namibia) sebagai Commander untuk wilayah katutura dan komasdal.
Wilayah ini adalah wilayah yang senantiasa bergolak , karena merupakan basis kekuatan pro-independen dan kediaman para pemimpin kulit hitam,termasuk calon Presiden Namibia,sam Nujona. Penugasan di Namibia ini kembali memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi MMP karena mendapat kesempatan untuk bergaul dan memimpin para polisi dari berbagai bangsa dan negara,dengan berbagai karakter, kebiasaan dan tingkat profesional yang sangat bervariasi. Sekembalinya dari Namibia MMP mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ABRI lanjutan di SESKOAD (sekolah staf dan komando Angkatan darat) di bandung pada 1990-1991 selama 11 bulan. Kembali MMP mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang unik, karena sebagai perwira polri seharusnya melanjutkan pendidikan SESPIMPOL, bukan di SESKOAD.
MMP segera mengambil manfaat dari kekhususan ini, dengan memahami ilmunya tentara dan menggalang persahabatan dengan para perwira siswa TNI-AD. Selesae pendidikan di SESKOAD MMP bertugas di ujung pandang (sekarang makassar) sebagai kepala bagian reserse Ekonomi , polda sulawesi selatan dan sulawesi tenggara kurang lebih 8 (delapan) bulan. Selanjutnya, pada akhir 1992 MMP kembali bertugas di Mabes Polri sebagai kepala Satuan penyidik perbankan. Pada tahun itu pula MMP mendapat kesempatan untuk melaksanakan pelatihan di Cranfild Inggris tentang Counter Disaster, yang kemudian ternyata sangat berguna dalam me-manage berbagai krisis atau "Disaster" pada penugasannya selanjutnya. Pada pertengahan 1993 MMP kembali mendapat kesempatan belajar ke luar negeri yaitu ke Australia di AFP College, Camberra dengan pokok bahasan Management of Serious Crime, Bersama-sama dangan para perwira senior AFP (Australia Federal Police) , antara lain Mick Keetly yang sekarang menjabat sebagai Commisioner AFP. Hubungan baik dengan para perwira AFP ini ditambah dengan ilmu penyidikan kasus-kasus besar dan serius yang di pelajari di AFP Management College telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengungkapan dan penyidikan kasus bom Bali dan kasus-kasus terorisme yang lain.
Jabatan selanjutnya adalah Kapolres Jakarta Barat (1994-19950). Wakil Asisten perencanaan & Anggaran kapolda metro jaya (1996) yang diteruskan dengan menjalani pendidikan di SESKO ABRI (1996-1997). Pada akhir pendidikan ini kembali MMP mendapat penghargaan terbaik dibidang penulisan TASKAP, bersama dengan Mayjen Supiadin (Mantan pangdam IX/Udayana ) sebagai lulusan terbaik dibidang Militer. Tugas MMP berikutnya adalah Kepala Departemen Kerjasama Internasional di NCB/ Interpol (1997) dan Direktur Reserse Ekonomi , korserse Polri (1997-1999). Penugasan ini diselingi dengan tugas BKO polda tim-tim (juni 1999-oktober 1999). Jabatan berikutnya adalah Direktur Reserse Pidana Tertentu dengan pangkat Brigadir jenderal Polisi dan dilanjutkan sebagai Sekretaris NCB/interpol. Penugasan MMP berikutnya yang cukup berkesan adalah kapolda Nusa Tenggara Timur pasca kerusuhan di Atambua. Problema para pengungsi tim-tim yang memuncak dengan adanya Resolusi Dewan keamanan PBB tentang keamanan di NTT. Kapolri menugaskan MMP untuk dapat menyelesaikan kasus Atambua yang menewaskan 3(tiga) petugas UNHCR, pelucutan senjata para Milisi eks. Tim-tim, dan pengrusakan gedung DPRD NTT ) dalam waktu yang sesingkat se singkatnya, karena Indonesia mendapat tekanan internasional terutama dengan keluarnya resolusi DK PBB.
Syukur kepada Tuhan YME, dengan kerja keras dan dukungan segenap aparat Pemerintah baik sipil, maupun militer dan partisipasi masyarakat serta kinerja yang profesional, sungguh-sungguh, sabar dan iklas, semua tugas berat tersebut terselesaikan dengan baik.DK PBB merasa puas resolusi pun dicabut. Situasi keamanan berangsur-angsur pulih kembali dan kehidupan masyarakat kembali normal. Setelah bertugas kurang lebih 4 (empat) bulan sebagai kapolda NTT, kembali terjadi masalah keamanan di irianjaya (sekarang papua ). Seluruh Muspida Propinsi (kecuali Gubernur jaap salosa) tewas dalam suatu kecelakaan pasawat terbang, termasuk Pangdam dan Kapolda Irja (Alm. Irjen Pol. FX. Sumrdi). Sementara itu terjadi penyandraan tarhadap karyawan PT Korindo(ada beberapa orang korea) oleh kelompok OPM di bawah pimpinan Willem Onde di Wilayah Merauke, Irja.
Kapolri kembali menugaskan MMP menuju Irja untuk menjabat sebagai Kapolda Irja dengan tugas pertama membebaskan para sandera, bekerja sama dengan Pangdam Trikora Mayjen Mahidin Simbolon(pernah mejabat sebagai Kasdam IX /Udayana, teman seangkatan MMP di AKABRI dan SESKOAD). Dalam waktu singkat para sandera dapat dibebaskan dalam keadaan selamat.
Wilayah Irja/papua yang merupakan daerah konflik dan isu separatisme memerlukan gaya kepemimpinan kepolisian yang khas, terlebih ketika ketua Presidium Dewan papua Theys Eluway tewas terbunuh pada 10 November 2001.Persoalan lain adalah gejolak sosial dan politik sebagai ekses demokratisasi dalam era reformasi, seperti isu nama Papua dan bendera bintang kejora,pelanggaran HAM, dan pengurasakan lingkungan hidup, penentangan atas isu Otsus Papua, sampai kepada peristiwa penyerangan terhadap PT Freeport yang mengakibatkan tewasnya 2 (dua) warga Amerika dan 1 (satu) WNI.
Saat menyidik kasus terakhir inilah, terjadi peristiwa besar Bom Bali ( 12 Oktober 2002).Tanggal 12 Oktober 2002 adalah momen yang telah mengubah awal hidup seorang MMP. Peristiwa tersebut telah membuatnya shock/sedih, kecewa, marah dan akhirnya sadar , bahwa Bali telah berubah. Daerah yang tadinya terkenal aman, tentram,damai,dan bersabat telah berubah menjadi daerah yang membuat takut dan khawatir untuk mengunjunginya. Saat itu MMP sedang berada di Timika, Papua dalam rangka memimpin penyidikan kasus Freeport yang baru setengahnya selesai. MMP menduga bahwa akan tetap ditugas di Papua dan tidak pernah menduga akan terlibat dalam pengungkan dan penyidikan kasus Bom Bali. Tetapi ternyata pertimbangan kapolri (Jendral Pol. Drs. Dai Bachtiar) berbeda, MMP di tugas untuk segera berangkat ke bali, memimpin penyidikan kasus besar dan menarik perhatian dunia tersebut. MMP tiba di bali pada tanggal 17 Oktober 2002 malam dan langsung ke TKP di jalan legian kuta bali. Beliau menerima briefing dari kapolda bali, Brigjen. Drs. Budi Setiawan, dan para perwira lain yang telah memulai penyelidikan dan penyidikan sejak tanggal 12 Oktober 2002 dengan meletakan dasar tindakan kepolsian yang cermat dan profesional.
Selanjutnya sesuai dengan penugasan yang di berikan dan diarahkan oleh Kapolri, mmp bersama tim yang di bentuknya (terdiri dari anggota polri dan seluruh indonesia yang berjumlah kurang lebih 500 orang dan 200 polisi/ahli dari mancanegara seperti: Australia, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Jepang, Selandia baru, melaksanakan penyelidikan dan penyidikan secara profesional sesuai dengan kaidah-kaidah Scientific crime Ivestigation yang trasparan dan akuntabel, sesuai dengan aturan hukum dan menjujung tinggi HAM.Sebagai seorang putra Bali yang beragama hindu,MMP senantiasa berusaha sekuat tenaga bertindak, berdasarkan darma dan kesucian, kesungguhan, kesabaran,dan keikhlasan, seraya memohon pakeling dan waranugraha Sang Hyang Widhi Wasa, Hyang yang Maha Tunggal dan Maha Kuasa. Oleh karena itu pula, di tengah-tengah kesibukan dalam memimpin penyelidikan secara sekala (fisik,material,ilmiah,profesional) MMP juga melakukan kegiatan-kegiatan dalam konteks niskala (spiritual) dengan kepercayaan penuh bahwa Tuhan akan selalu memenangkan kebenaran atas kebatilan/kejahatan.
WINASA
Prof. Dr. drg. I Gede Winasa
Tempat, tgl. lahir : Denpasar, 9 Maret 1950
Alamat : Desa Tegal Cangkring Mendoyo Jembrana
Istri : Ratna Ani Lestari (Bupati Banyuwangi sekarang)
Anak :
- I Gede Ngurah Patriana Krisna.
- Kadek Danendra Pramarta Krisna.
- Ni Komang Ayu Marina Krisna.
- Ni Ketut Ayu Dena Wintari Krisna.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN :
-SDN 1 Tegalcangkring, Jembrana (1962)
-SMPN 1 Penyaringan, Jembrana (1965).
-SMAN 1 Negara, Jembrana (1968).
-Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya (1978).
-Geriatric Training, School of Dentistry , Hiroshima University, Jepang (1989-1990).
-Visiting Scientist , School of Dentistry , Tokushima University, Jepang (1991)
-Research Student in The Field of Denture Stomatitis, School of Dentistry , Hiroshima University, Jepang (1991)
-Short Training, Procedure of Candida Check, School of Dentistry , Hiroshima University , Jepang (1993)
PS Ilmu Kedokteran, Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Airlangga (1995)
PEKERJAAN :
1. Dokter Gigi Puskesmas Benculuk, Banyuwangi, (1978)
2. Dokter Gigi RSU Bangli (1979-1980)
3. Sekretaris Sekolah Pengatur Rawat Gigi Kanwil Depkes Bali (1981)
4. Kasi Evaluasi Kanwil Depkes Bali (1981-1987)
5. Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar (983)
6. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar (983-1992)
7. Pemimpin Redaksi Majalah Kesehatan Gigi Indonesia , (1993 )
8. Presiden Komisaris Patria Group (1993 )
9. Guru Besar Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat pada FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar (1999-sekarang)
10. Bupati Jembrana (2000-sekarang)
PENGALAMAN ORGANISASI :
-Wakil Ketua GSNI Komisariat SMPN 1 Penyaringan (1962-1965)
-Pembantu Umum Pengurus GSNI Cabang Jembrana, (1965-1968)
-Sekretaris PDGI Cabang Bali (1980-1982)
-Ketua PDGI Cabang Bali (1982-1987)
-Ketua Himpunan Klinik Swasta Bali (1996-1998)
-Koordinator Forum Kebangkitan Masyarakat Jembrana (1998-1999)
-Ketua Yayasan Tat Twam Asi Jembrana (1998)
-Ketua Yayasan Patria Usada Denpasar (1984)
-Ketua Yayasan Pusat Pengembangan Jembrana (1999)
-Ketua Yayasan Satria Narendra Ryadi Denpasar (1996)
PENGHARGAAN :
Tahun 2003 :
-Penghargaan atas Keberhasilan Pemberantasan Buta Aksara dalam Bidang Pendidikan Nonformal pada Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2003, dari Menteri Pendidikan Nasional.
-Peringkat III Aparat Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang Berprestasi dari Gubernur Bali.
-Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pemrakarsa Pengolahan Air Laut Menjadi Air Mineral Pertama di Indonesia.
-Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pemrakarsa Program Jaminan Kesehatan (Pembebasan Biaya Kesehatan Bagi Seluruh Warga Masyarakat Kabupaten Jembrana).
-Penghargaan dari Museum Record Indonesia sebagai Pemrakarsa Program Pembebasan PBB Bagi Lahan Sawah di Wilayah Kabupaten Jembrana.
-Penghargaan dari Museum Record Indonesia sebagai Pemrakarsa Program Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi Siswa Sekolah Negeri SD - SMU di Wilayah Kabupaten Jembrana.
-Penghargaan atas kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pembangunan pendidikan khususnya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dari Menteri Pendidikan Nasional.
-Sebagai Bupati Peduli Kehutanan Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2005 dari Menteri Kehutanan.
-Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2005 dari Menteri Pertanian.
-Juara Terbaik I Dalam Rangka Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Tingkat Provinsi Bali Tahun 2005 Kategori Bupati/ Walikota Peduli Hutan dari Pemerintah Provinsi Bali.
-Sebagai Pemerintah Kabupaten/Kota yang Berprestasi Peringkat I dalam Evaluasi Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota Bidang Pengembangan Ketahanan Pangan Tahun 2005 dari Gubernur Bali.
-Penghargaan atas Karsa dan Karya Telaah Kekeliruan Demi Mencari Kebenaran dalam Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun 2005 dari Pusat Studi Kelirumologi.
-Hindu Muda Award Tahun 2005 (Tokoh Pemerintahan) dari Forum Intelektual Muda Hindu Dharma.
-Penghargaan Museum Record Indonesia sebagai Pasangan Suami-Istri Pertama yang Menjadi Bupati.
-Penghargaan Museum Record Indonesia sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang Memperoleh Presentasi Suara Terbesar (88,56%) dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung oleh Rakyat. (Rekor ini menumbangkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Kabupaten Mojokerto dengan
presentase 87,31%).
-Penghargaan Museum Record Indonesia sebagai Pemrakarsa dan penyelenggara Parade Jegog terbanyak, 60 Jegog pada acara Rapat Istimewa DPRD Kabupaten Jembrana dalam rangka pengucapan Sumpah Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Jembrana Periode 2005 - 2010.
-Men of the Year 2005 dari Majalah Tempo.
-Leadership Award Bidang Pelayanan Publik dan Leadership Award Bidang Pemberdayaan Masyarakat dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Sosial & Majalah LeadershipPark tanggal 1 September 2006.
-"Anugerah Pejuang Pendidikan" dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, tanggal 14 September 2006, di Tangerang.
TjOKORDA GEDE BUDI SURYAWAN
Nama : TjOKORDA GEDE BUDI SURYAWAN, SH M.Si
Tempat/ Tgl Lahir : Ubud, 13 September 1957
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Jaya Giri No.26 Denpasar
1. PENDIDIKAN
* SD, Ubud, Gianyar 1965
* SMP, Denpasar 1968
* SMA, Denpasar, 1971
* Fakultas Hukum, Unud 1978
* Pasca Sarjana Unv. Darul Ulun Ekstension, Jakarta 2002
* Sespa LAN, Jakarta 1994
* Lemhanas, Jakarta 2001
2. RIWAYAT PEKERJAAN
* Pengawai Biro Setwilda Provinsi Bali, tahun 1979-1980
* Pegawai Biro Hukum dan Organisasi Tata Laksana Setwilda Bali, tahun 1980-1981
* Kepala Sub Bagian Sarana Kerja Biro Hukum dan Organisasi Tata Laksana Provinsi Bali, tahun 1981-1982
* Kepala Bagian Rumah Tangga pada Biro Umum Setwilda Provinsi Bali, tahun 1982-1988
* Sekpri Gubernur (alm) Prof. DR. Ida Bagus Mantra
* Kepala Biro Protokol Setwilda Bali, tahun 1988-1993
* Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gianyar 1992-1997 dan 1997-2002
* Anggota DPRD Provinsi Bali, 30 Agustus 2004 s/d sekarang
3. KETERANGAN LAIN-LAIN
* Anggota Senat Mahasiswa Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Unud, tahun 1972-1975
* Ketua II Senat Mahasiswa Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Unud, tahun 1975-1978
* Anggota Persatuan Sarjana Hukum Indonesia (Persahi), tahun 1980
* Dosen pengajar Ilmu Hukum pada STIMI Denpasar, tahun 1982-1988
* Anggota Dewan Paripurna Pemuda Panca Marga (PPM) Cabang Gianyar, tahun 1088-sekarang
* Anggota Dewa Paripurna Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Bali, tahun 1989-sekarang
4. CATATAN PRIBADI
- Tinggi Badang 170 cm, Berat Badan 85 Kg
- Hobby Membaca, Olahraga dan Kesenian
- Nama Orang Tua
Ayah Tjokorda Gede Putra Sudharsana (alm) tahun 1975
Ibu Anak Angung Istri Putra Asmari (alm) tahun 2007
- Nama Saudara Kandung Tjokorda Istri Sri Tjandrawati
- Nama Istri Tjokorda Istri Putra Anitawati (menikah tahun 1979)
- Nama Anak Kandung
1. Tjokorda Gde Setiabudi Suryawan
2. Tjokorda Gde Agung Wijaya Kusuma Suryawan
3. Tjokorda Gde Putra Tejakusuma Suryawan
5. JABATAN POLITIK
* Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali, tahun 2004 s/d sekarang
* Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, tahun 2004 s/d sekarang
6. PENGALAMAN LUAR NEGERI
* Mengikuti JATA Confrensce di Tokyo-Japan pada tahun 1985
* Kunjungan Penjajagan untuk Sister City antara Provinsi Bali dengan Provinsi Okoyana-Japan tahun 1992
* Mengikuti EXPO di Sevilla, Spanyol tahun 1992
* Mengikuti Kunjungan Perbandingan ke Negara –Negara Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Italia dan Roma) tahun 1992
* Mengikuti Kunjungan Perbandingan Tentang Air Bersih ke Jerman tahun 1995
7. PENDIDIKAN/ LATIHAN KEDINASAN DALAM NEGERI
* Penataran P4 Type A tahun 1980 di Denpasar
* Penataran Tenaga Teknis Dokumentasi dan Informasi Hukum tahun 1981 di Diklat Departemen Kehakiman di Jakarta
* Loka Karya Security & Cleaning Management Angkatan I di Jakarta
* Bimbingan dan Penyuluhan Tuntutan Ganti Rugi oleh BPK di Denpasar tahun 1989
* Penataran Orientasi Hukum Peradilan Tata Usaha Negara tahun 1989 di Jakarta
* Penataran Kewaspadaan Nasional Angkatan I tahun 1991 di Denpasar
* Penataran Koordinasi dan Komunikasi dalam Program Budaya Karya tahun 1992 di Denpasar
* Sespa LAN tahun 1994 di Jakarta
* Diklat Orientasi Manajemen Pemerintah bagi Bupati/ Walikota tahun 1995 di Jakarta
* Penataraan P4 Eselon II/ Bupati, Walikota Madya Tingkat Nasional tahun 1996 di Jakarta
8. TANDA PENGHARGAAN
* Penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Pertanian dari Presiden RI
* Penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI
* Penghargaan Anugrah Aksara tahun 1996 dari Presiden RI
* Penghargaan Supra Insus tingkat Nasional tahun 1994 dari Presiden RI
* Penghargaan Upakarti tahun 1996 dari Presiden RI
* Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI
* Penghargaan Satya Lencana Manggala Karya Kencana dari Menteri BKKN.
* Penghargaan Lencana Arsana Bakti Usada dari menteri Kesehatan
* Penghargaan Tokoh Penggerak Pembangunan Indonesia tahun 1996 dari Yayasan Kharisma Jakarta
Wahh.. mantap-mantap profilenya .. yang ditunggu Eksekusi janji janji kampanyenya kalau terpilih ...