Harusnya timnas bisa mempermalukan australia.
Sayang lini depan kurang tenang...tapi nggak apa apa, seri sudah hasil yang bagus...
Kredit buat hariono di tengah, yang bermain seperti penyapu ranjau..mantap..
Lebih sering memperoleh peluang dibanding lawannya, Indonesia harus puas dengan satu poin. Menjamu Australia di Stadion Gelora Bung Karno, tuan rumah berbagi skor kacamata alias 0-0.
Dengan dukungan sekitar 40 ribu suporter fanatiknya, Rabu (28/1/2009) malam WIB, Indonesia menampilkan permainan yang cukup baik saat menghadapi Australia, yang tampil tidak dengan tim terbaiknya. Setidaknya Ponaryo Astaman dkk mampu menyuguhkan permainan yang ngotot dan memiliki statistik penyerangan yang lebih baik dari lawannya.
Pelatih Benny Dollo membangkucadangkan Bambang Pamungkas dan menjadikan Mushafry sebagai starter penyerang murni, ditopang tiga gelandang bernaluri serang tinggi, Boaz Solossa, Budi Sudarsono, dan Firman Utina.
Di kubu Australia, pelatih Pim Verbeek tidak berada di bench karena menjalani skorsing. Instruksi dari pinggir lapangan dilakukan asistennya, Graham Arnold. Dua pemain paling senior dan terkenal dari Socceroos dimainkan sejak awal, yakni striker Archie Thomson dan bek sekaligus kapten Craig Moore.
Indonesia memulai tekanannya melalui tembakan Firman di menit ketujuh. Namun bola yang meluncur dari luar kotak penalti dapat diredam kiper Eugene Galekovic. Dua menit kemudian serangan berikutnya dirancang dari sayap kanan. Sundulan Mushafry, menyambut crossing Ricardo Salampessy, masih lemah dan tidak membahayakan.
Tuan rumah memainkan bola dari kaki ke kaki yang cukup bagus. Di menit 12, dari proses seperti itu, Budi melakukan tembakan ke arah gawang tapi melambung.
Australia baru melakukan shot pertamanya di menit 15, namun tendangan jauh Tom Poldenjak dapat dipatahkan kiper Markus Horison, walaupun tangkapannya tidak begitu bagus.
Kans terbaik Indonesia terjadi di menit 34. Dari sebuah serangan yang terancang dengan baik, Firman memberi umpan terobosan ke dalam kotak penalti. Mushafry yang ditempel ketat seorang bek lawan berhasil melepaskan tendangan silang datar ke tiang jauh, tapi masih melebar.
Sebelum turun minum Indonesia membuat tekanan lagi melalui aksi individu Boaz yang melewati dua pemain lawan. Namun saat menendang ia keburu diblok Fernando Vargas.
Australia mencoba lebih agresif setelah jeda 15 menit. Satu menit dari restart mereka memperoleh free kick sekitar lima meter dari luar kotak penalti Indonesia. Markus meninju bola di udara, tapi bola muntah dilanjutkan dengan tendangan langsung ke arah gawang oleh Scott Jamieson. Kali ini Markus menjadi pahlawan dengan menangkap bola tersebut.
Australia selama 10 menit tampak lebih nyaman dalam mengendalikan permainan di lapangan tengah. Namun setelah itu Indonesia berhasil merebut kembali kendali permainan dan mulai intensif menyerang.
Di menit 60 Budi mempertontonkan aksi menawan. Setelah menarik keluar dua bek lawan, ia lalu menyodorkan bola kepada Mushafry di sektor kiri pertahanan Australia. Mushafry lalu mengirim umpan silang yang mengarah pada Budi yang masuk dari belakang. Akan tetapi tandukan Budi di mulut gawant tidak terlalu keras dan bisa diantisipasi kiper Galekovic.
Indonesia melanjutkan momentum tersebut untuk menggempur pertahanan Australia. Di menit 63 Budi kembali kehilangan peluang. Gerakannya terhambat karena sempat menduga offisde, sementara para pemain belakang Australia sudah kehilangan posisinya.
Mushafry yang tampak mulai kelelahan digantikan Elie Aiboy. Tak lama kemudian Australia membuat publik Senayan menahan nafasnya. Akibat Markus tak lengket dalam menangkap sebuah tembakan, bola nyaris bisa diambil Matt Simon saat rebound. Beruntung tangan kanan Markus masih bisa menjangkau bola dan mengamankan keadaan.
Tiga menit berselang Australia memiliki peluang lagi, kali itu melalui tendangan bebas. Matthew McKay mengeksekusinya melewati pagar betis, tapi arah bola menyamping ke kiri gawang Markus.
Di menit 70 Benny Doillo memasukkan Bambang Pamungkas dan menarik Boaz. Namun, hingga akhir pertandingan tidak banyak aksi yang bisa dilakukan Bambang, tidak juga pemain-pemain lain, juga dari kubu Australia. Indonesia pun, walau tampil lebih dominan, harus puas dengan satu poin.
Indonesia mengantongi dua poin dari dua pertandingan di Grup B, setelah pekan lalu menahan tuan rumah Oman juga dengan skor 0-0. Adapun Australia baru memainkan laganya hari ini. Selanjutnya Indonesia bertemu Kuwait di bulan November.
Susunan pemain
Indonesia: Markus Horison; Isnan Ali, Charis Yulianto, Maman Abdurahman, Ricardo Salampessy; Firman Utina, Hariono, Ponaryo Astaman; Boaz Solossa (Bambang Pamungkas 70), Budi Sudarsono (Erol Iba 82), Talaohu Abdulmushafry (Elie Aiboy 63)
Australia: Eugen Galekovic; Rodrigo Fargas, Scott Jamieson, Dean Heffernan (Michael Zullo ’74), Craig Moore, Mathew Mckay, Paul Reid, Tom Pondeljak (Billy Celseki 67), Matt Thompson, Archie Thompson, Danny Allsopp (Matthews Simon 53).
Sayang lini depan kurang tenang...tapi nggak apa apa, seri sudah hasil yang bagus...
Kredit buat hariono di tengah, yang bermain seperti penyapu ranjau..mantap..
Lebih sering memperoleh peluang dibanding lawannya, Indonesia harus puas dengan satu poin. Menjamu Australia di Stadion Gelora Bung Karno, tuan rumah berbagi skor kacamata alias 0-0.
Dengan dukungan sekitar 40 ribu suporter fanatiknya, Rabu (28/1/2009) malam WIB, Indonesia menampilkan permainan yang cukup baik saat menghadapi Australia, yang tampil tidak dengan tim terbaiknya. Setidaknya Ponaryo Astaman dkk mampu menyuguhkan permainan yang ngotot dan memiliki statistik penyerangan yang lebih baik dari lawannya.
Pelatih Benny Dollo membangkucadangkan Bambang Pamungkas dan menjadikan Mushafry sebagai starter penyerang murni, ditopang tiga gelandang bernaluri serang tinggi, Boaz Solossa, Budi Sudarsono, dan Firman Utina.
Di kubu Australia, pelatih Pim Verbeek tidak berada di bench karena menjalani skorsing. Instruksi dari pinggir lapangan dilakukan asistennya, Graham Arnold. Dua pemain paling senior dan terkenal dari Socceroos dimainkan sejak awal, yakni striker Archie Thomson dan bek sekaligus kapten Craig Moore.
Indonesia memulai tekanannya melalui tembakan Firman di menit ketujuh. Namun bola yang meluncur dari luar kotak penalti dapat diredam kiper Eugene Galekovic. Dua menit kemudian serangan berikutnya dirancang dari sayap kanan. Sundulan Mushafry, menyambut crossing Ricardo Salampessy, masih lemah dan tidak membahayakan.
Tuan rumah memainkan bola dari kaki ke kaki yang cukup bagus. Di menit 12, dari proses seperti itu, Budi melakukan tembakan ke arah gawang tapi melambung.
Australia baru melakukan shot pertamanya di menit 15, namun tendangan jauh Tom Poldenjak dapat dipatahkan kiper Markus Horison, walaupun tangkapannya tidak begitu bagus.
Kans terbaik Indonesia terjadi di menit 34. Dari sebuah serangan yang terancang dengan baik, Firman memberi umpan terobosan ke dalam kotak penalti. Mushafry yang ditempel ketat seorang bek lawan berhasil melepaskan tendangan silang datar ke tiang jauh, tapi masih melebar.
Sebelum turun minum Indonesia membuat tekanan lagi melalui aksi individu Boaz yang melewati dua pemain lawan. Namun saat menendang ia keburu diblok Fernando Vargas.
Australia mencoba lebih agresif setelah jeda 15 menit. Satu menit dari restart mereka memperoleh free kick sekitar lima meter dari luar kotak penalti Indonesia. Markus meninju bola di udara, tapi bola muntah dilanjutkan dengan tendangan langsung ke arah gawang oleh Scott Jamieson. Kali ini Markus menjadi pahlawan dengan menangkap bola tersebut.
Australia selama 10 menit tampak lebih nyaman dalam mengendalikan permainan di lapangan tengah. Namun setelah itu Indonesia berhasil merebut kembali kendali permainan dan mulai intensif menyerang.
Di menit 60 Budi mempertontonkan aksi menawan. Setelah menarik keluar dua bek lawan, ia lalu menyodorkan bola kepada Mushafry di sektor kiri pertahanan Australia. Mushafry lalu mengirim umpan silang yang mengarah pada Budi yang masuk dari belakang. Akan tetapi tandukan Budi di mulut gawant tidak terlalu keras dan bisa diantisipasi kiper Galekovic.
Indonesia melanjutkan momentum tersebut untuk menggempur pertahanan Australia. Di menit 63 Budi kembali kehilangan peluang. Gerakannya terhambat karena sempat menduga offisde, sementara para pemain belakang Australia sudah kehilangan posisinya.
Mushafry yang tampak mulai kelelahan digantikan Elie Aiboy. Tak lama kemudian Australia membuat publik Senayan menahan nafasnya. Akibat Markus tak lengket dalam menangkap sebuah tembakan, bola nyaris bisa diambil Matt Simon saat rebound. Beruntung tangan kanan Markus masih bisa menjangkau bola dan mengamankan keadaan.
Tiga menit berselang Australia memiliki peluang lagi, kali itu melalui tendangan bebas. Matthew McKay mengeksekusinya melewati pagar betis, tapi arah bola menyamping ke kiri gawang Markus.
Di menit 70 Benny Doillo memasukkan Bambang Pamungkas dan menarik Boaz. Namun, hingga akhir pertandingan tidak banyak aksi yang bisa dilakukan Bambang, tidak juga pemain-pemain lain, juga dari kubu Australia. Indonesia pun, walau tampil lebih dominan, harus puas dengan satu poin.
Indonesia mengantongi dua poin dari dua pertandingan di Grup B, setelah pekan lalu menahan tuan rumah Oman juga dengan skor 0-0. Adapun Australia baru memainkan laganya hari ini. Selanjutnya Indonesia bertemu Kuwait di bulan November.
Susunan pemain
Indonesia: Markus Horison; Isnan Ali, Charis Yulianto, Maman Abdurahman, Ricardo Salampessy; Firman Utina, Hariono, Ponaryo Astaman; Boaz Solossa (Bambang Pamungkas 70), Budi Sudarsono (Erol Iba 82), Talaohu Abdulmushafry (Elie Aiboy 63)
Australia: Eugen Galekovic; Rodrigo Fargas, Scott Jamieson, Dean Heffernan (Michael Zullo ’74), Craig Moore, Mathew Mckay, Paul Reid, Tom Pondeljak (Billy Celseki 67), Matt Thompson, Archie Thompson, Danny Allsopp (Matthews Simon 53).