Paket Liburan Bali

Sewa Mobil -Driver -Tour di Bali

Promo Liburan ke Bali

Krisis Global - Ujung ujungnya Nyusahin kita -Rakyat Kecil
















Sebenarnya saya sama sekali tidak punya kapabilitas ngomongin ekonomi atau keuangan. Kalau ngomongin PHP masih mending, punya sedikit bahan..

Kredit macet yang dikucurkan untuk sektor perumahan di Amerika Serikat yang tak kunjung teratasi, membuat negara itu mengalami krisis keuangan hebat.

Presiden Amerika Serikat George W. Bush Jumat waktu Washington meneken kebijakan pengucuran dana talangan sebesar US$ 700 miliar atau sekitar Rp 6.500 triliun untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan keuangan raksasa di negeri adidaya itu dari kebangkrutan akibat kredit macet sektor perumahan.

Kredit macet ini telah memakan banyak korban. Satu persatu perusahaan atau firma keuangan di negara itu jatuh bangkrut, seperti bank investasi Lehman Brothers dan Washington Mutual. Perusahaan asuransi terbesar di dunia, American International Group (AIG), juga bisa mengalami hal sama jika tak cepat-cepat ditolong pemerintah dengan kucuran pinjaman US$ 85 miliar.

Tak hanya di Amerika, institusi keuangan Eropa dan Asia yang ikut membiayai kredit perumahan yang akhirnya macet itu, juga ikut terkena dampaknya. Bank sentral beberapa negara di Eropa dan Asia terpaksa harus menggerojoki pasar untuk mengatasi likuiditas.

Indeks harga saham bursa-bursa dan pasar uang di Eropa dan Asia selama sebulan terakhir ikut gonjang-ganjing. Indonesia selama sepekan terakhir diuntungkan karena libur panjang lebaran, sehingga tak terkena dampak kejatuhan bursa global dan regional.

Sebenarnya dari beberapa bulan lalu banyak kekhawatiran mengenai ini, misalnya dari Pers barat :
Bulan september lalu , Krisis perbankan di Amerika masih menjadi sorotan sejumlah media internasional.
Berikut petikannya :
Harian Denmark Information yang terbit di Kopenhagen menulis:
Imperium dunia bangkit dan runtuh. Ambruknya suatu imperium jarang disebabkan kekalahan telak dalam perang, tapi justru karena rasa percaya diri berlebih dan spekulasi para investor ekonomi. Sebuah sistem melampaui batas-batas kemampuannya dan akhirnya terpuruk. Diagnosa kesehatan ekonomi Amerika Serikat pasti berujung pada kesimpulan bahwa negeri Paman Sam kini berada di persimpangan jalan. Tidak ada yang tahu pasti, berapa miliar Dollar bank investasi, perusahaan dan konsumen Amerika menimbun utang, termasuk dengan menjual surat utang ke luar negeri. Ketegangan sosial dan ekonomi akibat jurang antara kaya dan miskin, serta resesi ekonomi yang menghantui Amerika menunjukkan bahwa Amerika memang berada di ambang krisis besar.
Harian Swiss Tages-Anzeiger yang terbit di Zürich berpendapat:
Situasi di bursa saham mengingatkan kita pada guncangan pasca serangan teror terhadap menara kembar World Trade Center 11 September 2001. Hampir tidak ada fakta, tidak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan para pakar keuangan berhati-hati dalam menelurkan prognosa. Apakah perekonomian dunia akan ambruk? Tidak ada yang tahu - termasuk pakar bank sentral dan manejer papan atas lembaga keuangan, bila mereka mau jujur. Makin banyak orang memaki-maki para spekulan dan banker. Dan kemarahan mereka bisa dipahami. Tapi mencari kambing hitam tak akan menyelesaikan masalahnya. Lagipula, ada harapan pemerintah dan bank sentral mampu menangani krisis keuangan terparah sejak 1907 ini. Nyatanya, bursa saham Amerika, pusat gempa yang mengguncang dunia perbankan, kemarin sedikit pulih. Tapi, besok situasinya mungkin berbeda lagi.

Harian Prancis Libération yang berhaluan liberal kiri menulis.
Di markas utama dunia keuangan yang gila, penghargaan bagi kemunafikan seharusnya diberikan kepada Alan Greenspan. Dalam 48 jam terakhir ia berulang kali memperingatkan, bahwa ini adalah bencana ekonomi yang bahkan lebih buruk dari tahun 1929. Padahal, sebagai bos Bank Sentral Amerika antara 1987 sampai 2006 ia ikut bertanggung jawab atas gempa yang kini mengguncang dunia perbankan Amerika. Ia, sebagai dewa Wall Street, mengobral kredit murah dan mengizinkan pasar tenggelam dalam kemarukan. Akibatnya, terlahir dunia keuangan yang tak terkendali. Setelah Lehman Brothers tumbang tidak ada yang dapat memprediksikan masa depan ekonomi global. Bagaimana rakyat bisa mempercayai para politisi dan pakar keuangan, bila mereka yang menyebut diri ahli tak dapat memprediksi spiral kebangkrutan yang dipicu krisis kredit perumahan?
Harian Inggris The Times menurunkan tajuk berjudul 'Inilah Kapitalisme':
Petinggi bank investasi Lehman Brothers bermain api dengan dana para kliennya dan sekarang mereka harus membayar mahal bagi sikap sombong ini. Andai kabar angin mengenai tumbangnya Lehman Brothers tersebar, para pialang masih berpeluang untuk menyelamatkan portfolio mereka. Kini, pihak lawan akan mengambil alih sisa surat berharga dengan menyeringai lebar. Bisnis yang masih menghasilkan keuntungan akan menemukan pasar baru, sementara perusahaan yang merugi segera ditutup. Langkah ini menyakitkan dan juga menguatirkan, tapi ini bukan suatu tragedi, justru sebaliknya. Kesannya mungkin brutal dan dingin, tapi inilah kapitalisme

Tapi mau tidak mau , kita punya kekhawatiran sendiri untuk masalah global yang sedang panas : krisis keuangan global. Sampai saat ini, krisis ini belum berefek langsung pada kita, namun, sepengetahuan saya pastilah nantinya krisis ini berimbas pada rakyat kecil seperti saya.. Dasar nasib, gak ikut ikutan berbuat dosa , kita ikut menanggungnya..Boleh saja Wapres JK menyebut jika krisis blogal nggak ada pengaruh bagi Indonesia.. Tapi buktinya ???? lihat saja transaksi keuangan di Bursa Efek Indonesia dihentikan sementara..Apa nggak panik namanya ? apa nggak ketar ketir juga lihat Rupiah Anjlok..??
Berikut Petikan berita dari Detikfinance mengenai penutupan transasksi BEI :

Transaksi Saham BEI Masih Dihentikan Hingga Kamis
Perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap ditiadakan hingga Kamis (9/10/2008) ini. Transaksi kemungkinan baru akan dibuka hari Jumat, 10 Oktober 2008.
Demikian disampaikan Menneg BUMN yang juga Menkeu ad interim Sofyan Djalil usai rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Kamis (9/10/2008) dini hari.
"Sampai kapan tutup, kita akan terus melihat situasi dalam satu atau dua tiga hari. Yang pasti, besok tidak buka, tapi mungkin Jumat buka. Tapi kita akan lihat sampai kita dapat laporan yang bagus tetang situasi itu," jelasnya.
eperti diketahui, BEI akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham pada hari ini pukul 11.08 waktu JATS, setelah IHSG anjlok hingga 10,38%.
Ketika perdagangan saham ditutup pukul 11.08 JATS, Rabu (8/10/2008) IHSG merosot tajam hingga 168,052 poin atau 10,38 persen ke posisi 1.451,669. Posisi IHSG ini merupakan terendah sejak September 2006.
"Penutupan pasar ini untuk mencegah kejatuhan saham lebih lanjut dan menenangkan pelaku pasar," kata Direktur Perdagangan BEI MS Sembiring, Rabu (8/10/2008).
Sofyan menilai, penghentian sementara transaksi saham ini sudah sesuai prosedur. "Dan ditambah lagi BEI sedang lakukan investigasi atas perdagangan yang diduga nyimpang. Jadiselama tutup ini dilakukan kajian-kajian," jelas Sofyan.
Mengenai perintah presiden agar BUMN_BUMN melakukan pembelian kembali saham atau buy back, menurut Sofyan hanya akan dilakukan oleh BUMN yang memiliki banyak dana dan memiliki pasar bagus, namun harga sahamnya anjlok karena kondisi yang tidak mendukung.
Maka (BUMN) diminta untuk beli kembali sesuai kemampuan financial mereka," jelas Sofyan.
Selain itu, lanjut Sofyan, BUMN-BUMN besar juga diminta untuk berkoordinasi dalam pemenuhan kebutuhan valasnya agar tidak memperparah situasi.
"Supaya BUMN nggak spekulasi di valas. BUMN yang butuh dolar agar koordinasi dengan BI, mengajukan kebutuhan valas ke BI lalu sampaikan ke Menneg BUMN. Tujuannya agar dalam situasi demikian BUMN tidak perparah situasi," urainya.

Selain itu, BUMN yang punya banyak dolar AS diluar negeri juga diminta menarik dananya untuk kemudian disimpan di bank lokal agar tidak digunakan untuk spekulasi.

"Presiden mendengar langsung dari BUMN dan memberi instruksi ke BUMN besar agar tidak mengambil langkah yang memperparah situasi," pungkasnya.
Waduhhh..
gila juga.. bener kan.. Kalau yang namanya bursa efek gonjang ganjing, itu pertanda buruk. Jangan berpikir kita nggak kena lho.. Pasti lah kita kena ..

Sementara dari Wall Strees Journal ada kabar berikut :
Saham-saham di Wall Street masih saja melemah meski bank sentral AS dan lima bank sentral utama dunia lainnya telah memangkas suku bunga untuk melonggarkan likuiditas di pasar.
ndeks Dow Joens pada penutupan perdagangan saham Rabu waktu AS (8/10/2008) masih turun tajam 189,96 poin (2,01%) menjadi 9,257.15. Sepanjang tahun ini Dow Jones telah jatuh hingga 30%.
Indeks teknologi Nasdaq juga turun meski tidak terlalu tajam sebesar 14,55 poin (0,83%) menjadi 1.740,33 dan Standard & Poor's 500 turun 11,29 poin (1,13%) menjadi 984,94.
elaku pasar masih gugup menghadapi krisis finansial global yang makin dalam meski pemerintah AS sudah mengucurkan dana talangan US$ 700 miliar. Investor juga masih menunggu hasil pembelian aset-aset buruk yang dilakukan pemerintah AS itu.
Akibatnya, kebijakan penurunan suku bunga the Fed dan sejumlah bank sentral lain masih belum bisa meyakinkan pelaku pasar.
"Ini adalah masalah kepercayaan pelaku pasar yang merupkaan masalah nomor satu saat ini. Pemotongan suku bunga memang positif tapi sekali lagi kepercayaan pasar memang belum pulih," kata Goldman dari Wachovia Securities seperti dilansir dari AFP, Kamis (9/10/2008).
The Fed menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 1,5 persen. Tindakan The Fed juga langsung diikuti oleh bank sentral lain. European Central Bank (ECB) dan bank sentral Inggris, Kanada, Swiss juga ikut memotong suku bunga.
Bank of England menurunkan suku bunganya setengah persen menjadi 4,50 persen. Sedangkan European Central Bank memotong suku bunganya setengah persen menjadi 3,75 persen. ECB melakukan pemotongan itu berdasarkan koordinasi dengan bank Kanada dan Swiss.
Dari Asia, China juga memotong suku simpanan satu tahunnya sekitar 27 basis poin menjadi 3,87 persen mulai hari Kamis. Sedangkan suku bunga pinjaman akan turun 27 basis poin menjadi 6,93 persen. Sementara Bank Indonesia tidak bisa mengikuti karena terlebih dahulu menaikkan suku bunga BI Rate ke level 9,5 persen.

Jadi kita tunggu saja tindakan Pemerintah selain menutup sementara BEI dan Menaikkan suku bunga..
Belajarlah dari Krisis 98, jangan ngaku-ngaku fundamental ekonomi kita lebih kuat dar i 98 ya ? yang serius pak...!!!!!

Mau Liburan ke Bali ? Paket Liburan ke Bali